Brilio.net - CrossFit menjadi salah satu olahraga yang banyak digemari oleh kalangan anak muda beberapa tahun belakangan. Meskipun nggak semua orang belum mengenal latihan kebugaran ini, namun bagi orang yang menggemari workout, CrossFit bukanlah hal asing lagi.

Beberapa publik figur juga melakukan olahraga CrossFit. Salah satunya yakni Ashraf Sinclair, suami Bunga Citra Lestari (BCL) yang meninggal dunia akibat serangan jantung pada Selasa (18/2). Meninggalnya Ashraf Sinclair mengejutkan banyak orang. Pasalnya, selama ini Ashraf dikenal memiliki pola hidup sehat dan tak memiliki riwayat sakit parah.

Bahkan, Ashraf Sinclair sempat melakukan latihan CrossFit malam hari sebelum mengembuskan napas terakhir di pagi harinya. Dilansir dari Kapanlagi.com, trainer pusat kebugaran tempat Ashraf berlatih, Oka Tripambudi mengungkapkan, aktor tampan tersebut terlihat ceria saat berlatih malam harinya. Ashraf juga melakukan latihan yang ringan daripada biasanya.

Nah, tapi sebenarnya apa itu olahraga CrossFit?

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (19/2), berikut 6 fakta CrossFit olahraga yang ditekuni Ashraf Sinclair.


1. CrossFit bukan sekadar olahraga.
CrossFit awalnya ditemukan oleh Greg Glassman. Latihan kebugaran ini bukan sekadar olahraga biasa. Dilansir dari situs Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI), pada dasarnya, CrossFit adalah program latihan yang menggabungkan dua unsur sistem aerobic serta anaerobic. Kegiatan kebugaran ini menekankan perpaduan latihan interval intensitas tinggi, angkat beban, senam dan disiplin lainnya dalam format serupa latihan sirkuit.

Selain itu, CrossFit juga dilengkapi dengan menerapkan pola makan sehat. Nutrisi yang tepat akan membantu meningkatkan kebugaran tubuh dalam jangka panjang.


2. Awalnya diciptakan untuk melatih polisi.

foto: Instagram/@CrossFittraining



CrossFit sudah ada sejak tahun 1995. Dilansir dari CrossFit.com, awalnya Greg Glassman mendapat pekerjaan untuk melatih polisi di Santa Cruz, Amerika Serikat. Gerakan fitnes yang diajarkan Greg Glassman ini dinamai CrossFit.

Selanjutnya, gerakan fitness ini memang diperuntukkan melatih polisi. Bahkan, akademi kepolisian hingga tim khusus militer menggunakan CrossFit sebagai program melatih kekuatan dan kebugaran mereka.


3. Dikenal dengan pola latihan yang keras dan ketat.
CrossFit terkenal dengan polanya yang keras dan ketat. Dilansir dari situs APKI, dalam satu sesi latihan misalnya, kamu melakukan 100 push-ups, 100 pull-ups, 100 sit-ups dan 100 squats.

Setiap harinya, latihan yang akan dilakukan berbeda-beda. Peralatan yang digunakan dalam metode latihan juga beraneka ragam. Mulai dari peralatan gym hingga menggunakan beban berat tubuh sendiri, tali tambang bahkan ban mobil.

Yang membuat CrossFit berbeda, yakni setiap orang diberikan beban latihan yang sama. Sistem ini disebut 'one size fit all'. Tidak ada perbedaan porsi latihan bagi siapapun yang menjalankannya, baik yang sudah berpengalaman maupun pemula.

2 dari 2 halaman



4. Program latihan yang dijalani.

foto: Instagram/@CrossFittraining



Metode CrossFit sendiri jenis-jenis gerakannya bersifat fungsional dan dilakukan dengan intensitas tinggi. Tujuan dari setiap gerakan ini adalah meningkatkan kekuatan otot, ketahanan jantung dan fleksibilitas tubuh. Demi mencapai tujuan ini, tentu saja dibutuhkan latihan dengan intensitas tinggi dan jadwal yang ketat.


5. Hal yang harus diperhatikan saat menjalani CrossFit.
Sebelum menekuni CrossFit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama terkait pola latihan. Di antaranya yang perlu kamu ketahui, beberapa jenis gerakan CrossFit membuat kontraksi pada otot sehingga kekuatan otot akan meningkat dan bentuk otot makin jelas. Intensitas latihan yang tinggi akan membantu melatih stamina tubuh.

Pola latihan CrossFit biasanya dilakukan dengan membentuk kelompok. Terkadang ada tantangan tertentu bagi setiap peserta. Hal ini akan membuat latihan setiap peserta semakin bersemangat dan termotivasi. Pola latihan berkelompok juga membantu membangun kedekatan emosional antar peserta CrossFit.


6. Isu tingkat cedera yang tinggi.

foto: Instagram/@CrossFittraining



Kendati demikian, CrossFit sempat diterpa isu tingkat cedera yang tinggi. Jenis latihan kebugaran yang cukup keras ini dianggap rentan menyebabkan cedera terutama muskuloskeletal (gangguan fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon) serta risiko rhabdomyolisis (sindrom akibat rusaknya serat otot).

Dilansir dari situs APKI, dari jurnal yang diterbitkan oleh National Strenght and Conditioning Association, dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui tingkat cedera pada pelaku CrossFit. Hasil penelitian menyebut bahwa sebanyak 73,5% sampel menyatakan mengalami cedera saat melakukan latihan CrossFit.

Sementara itu, untuk cedera muskuloskeletal yang mendominasi adalah cedera pada bahu dan tulang belakang. Sedangkan untuk  kejadian rhabdomyolisis, tidak ditemukan laporan pada penelitian ini.

Karenanya, disarankan bagi para penggiat olahraga kebugaran yang mengikuti pola latihan CrossFit untuk lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar terhindar dari cedera.