Brilio.net - Pencarian tim Basarnas gabungan untuk menemukan black box Lion Air JT 610 akhirnya menuai hasil. Black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang tiga hari kemarin ditemukan pada hari keempat pencarian, Kamis (1/11).

Sinyal dari benda yang menyimpan data penerbangan pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang itu awalnya ditankap oleh Kapal Riset Baruna Jaya milik Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Saat ini, kotak berwarna oranye tersebut di bawa oleh kapal tim SAR gabungan.

Kotak hitam tersebut ditemukan oleh penyelam dari anggota TNI Angkatan Laut (TNI AL) Sertu Hendra. Adapun kondisi black box tersebut ditemukan dalam kondisi utuh. Kendati demikian, kotak hitam milik pesawat dengan tipe Boeing 737 Max 8 tersebut ditemukan tidak di dalam badan pesawat Lion Air.

black box ketemu © 2018 berbagai sumber

foto: liputan6.com

"Kami mendapatkan black box warna oranye. Kondisinya utuh, kemudian ada alat-alat sedikit di dalam lumpur," ujar Sertu Hendra, seperti dikutip brilio.net dari Liputan 6, Kamis (1/11).

Kotak hitam pesawat nahas tersebut dimasukkan ke dalam box berwarna putih biru dan akan di serahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai pihak yang berwenang untuk dilakukan analisis.

Sebelumnya, kapal riset Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), menangkap indikasi sinyal yang diduga berasal dari black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 pada koordinat 05 derajat 46 menit 15 detik South - 107 derajat 07 menit 16 detik East dengan kedalaman 32 meter, tidak jauh dari posisi terakhir pesawat sebelum hilang kontak.

Keberadaan black box juga diperkuat dengan hasil pencarian menggunakan Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV) yang menampilkan gambar-gambar visual kondisi bawah air. Selanjutnya, tim SAR gabungan mempersempit area pencarian di hari keempat untuk mencari kotak hitam dan badan pesawat.

Tim SAR melaksanakan pencarian dengan search pattern (pola pencarian) creeping di sektor atau prioritas 1. Sedangkan pada search area prioritas 2, menggunakan pola pencarian pararel.

Pada sektor 1, kapal-kapal yang beroperasi dilengkapi dengan alat pendeteksi bawah air seperti Multi Beem Echo Sounder (MBES), Side Scan Sonar, ROV, dan Ping Locator. Ada 5 kapal yang dilengkapi peralatan tersebut, masing-masing KRI Rigel, Rubber Boat (RB) 206 Kantor SAR Bandung, Baruna Jaya BPPT, Kapal Dominos dan Teluk Bajau Pertamina.

Pada sektor 1 ini juga mengerahkan penyelam-penyelam dari Basarnas Special Group (BSG), Kopaska, Taifib, Marinir, dan penyelam-penyelam lainnya yang. Sementara di sektor 2, terdapat 40 kapal dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, Polair, KPLP, Bea Cukai, ditambah kapal-kapal nelayan dan potensi SAR lainnya.