Brilio.net - Banyak orang yang berpikir bahwa pekerjaan pustakawan itu tugasnya sangat gampang. Hanya duduk manis dan mengurus peminjaman buku dari pelanggan. Eitss jangan salah, realitanya sekarang seorang pustakawan harus dituntut aktif dan kreatif untuk menggaet daya minat baca buku masyarakat yang kini mulai hilang digeser oleh media online dan e-book.

Salah seorang pustakawan di Surabaya bernama Made Gea (24) mengatakan bahwa dia harus menjalani pekerjaan di dua tempat sekaligus setiap harinya. Saat pagi hingga siang hari, wanita lulusan Sastra Indonesia ini akan menjadi pustakawan di salah satu SD di Surabaya. Sedangkan siang hingga sorenya dia akan bertugas di Taman Baca Masyarakat (TBM) Pacarkeling.

“Di sekolah itu seorang pustakawan juga merangkap sebagai guru nonformal karena setiap anak diwajibkan untuk mengunjungi perpustakaan setiap minggu,” tutur Made kepada brilio.net, Kamis (14/5).

“Di situ anak-anak kita ajarkan buat senang baca. Biasanya mereka dikasih waktu 10-15 menit untuk baca lalu setelah itu disuruh menceritakan kembali. Selain itu kita juga buat berbagai kegiatan seperti membuat kerajinan tangan latihan menulis cerita dan lain-lain, intinya membuat mereka nyaman di perpustakaan.”

Sedangkan di Taman Baca Masyarakat, Made mengaku kesulitan untuk menggaet anak untuk datang. Karena memang anak-anak di perkampungan lebih suka bermain-main daripada membaca. Dari situ Made berpikir untuk membuat bimbingan belajar (bimbel) dan lomba di TBM.

“Bimbel itu program dari kantor pusat, kita buat gratis untuk anak TK dan SD, jadi di sana kita juga membantu mengerjakan PR anak-anak. Kita juga buat lomba mewarnai tiap bulannya agar anak-anak semakin betah,” tutur Made. “Kadang ada beberapa ibu yang meminta saya untuk memberi les privat anaknya di rumah, tapi saya tolak karena saya ingin TBM ramai setiap harinya.”

Made mengungkapkan bahwa pekerjaannya ini memberi kesan sendiri. Berbagai pengalaman dan suka cita dia terima. “Mengesankan kalau anak-anak yang ngerjain PR dapat nilai 100, lalu anak yang sebelumnya gak bisa baca dan hitung setelah kita ajari jadi bisa, menurutku itu pengalaman yang tak ternilai harganya,” pungkas Made.