Brilio.net - Setiap perjalanan selalu mempunyai makna tersendiri. Bahkan, bagi sebagian orang, traveling tidak hanya untuk melepaskan penat. Ada arti tersendiri di baliknya. Tetapi bagaimana jika yang memaknainya adalah seorang konsultan pariwisata? Yuk baca ceritanya Wiwik Mahdayani yang telah bergelut di dunia pariwisata lebih dari 12 tahun.

Traveling merupakan sebuah tradisi keluarga bagi wanita yang pernah kuliah master di Perancis ini. Akan tetapi, penulis The Green Traveler ini baru mulai traveling secara mandiri saat mengikuti program home stay ke Australia pada 1993. Selama dua bulan, dia ekpslor sambil belajar di Negeri Kanguru tersebut.

Seperti menyelam sambil minum air, dia tidak ingin menyia-nyiakan hobi travelingnya. Wanita yang pernah menetap di Thailand untuk riset ini memilih jurusan pariwisata setelah lulus SMA. Bahkan dia juga aktif menjadi kontributor koran dan majalah sejak 2007.

Tapi apa makna traveling bagi wanita yang pernah keliling Asia-Pasifik dan tanah Eropa ini? "Datang ke tempat baru menjadikan lebih saya lebih terbuka dengan pemikiran baru," ungkapnya kepada brilio.net ketika dihubungi melalui 0800-1-555-999, Rabu (2/12).

Penerima Asian Fellow Award ini juga menambahkan bahwa traveling bisa menambah toleransi terhadap perbedaan. Terlebih lagi, mengunjungi tempat yang berbeda juga bisa meningkatkan rasa syukur.

"Saya jadi biasa saja dengan orang kaki lima hingga bintang lima," tandas salah penulis Voyager Autrement: Bali, Lombok, Sumba, Flores ini.

Selain itu, wanita pendiri DESMA Center ini juga membiasakan traveling dengan tanggung jawab. "Jadi setelah melihat keindahan suatu tempat, orang lain juga bisa melihat hal yang sama," jelasnya.

"Menjaga kelestarian itu cerminan seseorang dalam kesehariannya," tambahnya. Jadi percuma saja jika banyak papan peringangatan tetapi tidak diindahkan.