Brilio.net - Jika Indonesia punya BJ Habibie yang andal dalam hal pesawat terbang, umat Islam semestinya juga bangga dengan Abbas bin Firnas. Berkat dialah pesawat terbang kini tercipta.

Abbas bin Firnas merupakan salah satu ilmuwan Andalusia yang dilahirkan di Izn-Rand Onda, Andalusia pada tahun 810 M. Dia mulanya dibawa ke Cordoba untuk mengajar musik, tetapi begitu tiba di sana ia menunjukkan bakatnya yang luar biasa sebagai penemu.

Dikutip brilio.net dari buku "Ilmuwan-ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern", Kamis (18/6) selain membuat gelas bening, ia merupakan pelopor penerbangan. Beberapa sumber mengatakan bahwa ia terinspirasi saat melihat pemain akrobat bernama Armen Firman yang selamat setelah meloncat dari salah satu puncak menara dekat masjid sembari mengenakan jubah sutera yang sangat longgar yang dikaitkan ke rangka kayu.

Ternyata perintis awal teknologi pesawat terbang adalah ilmuwan Islam

Namun, sumber lainnya mengatakan bahwa sebenarnya yang berakrobat itu adalah dirinya sendiri dan Armen Firman adalah nama latin darinya.

Abbas bin Firnas membuat sayap besar seperti gantole modern dari sutera dan bulu elang di atas kerangka kayu ringan. Setelah beberapa percobaan di padang pasir yang ia lalui sukses, ia memutuskan untuk menampilkannya di depan khalayak ramai.

Abbas bin Firnas yang saat itu berusia 70 tahun mengenakan sayapnya di puncak tebing tinggi Taman Rustafa Cordoba. Dengan keberaniannya, ia lalu meloncat.

Orang-orang pun terkejut dengan perbuatan Abbas bin Firnas yang dari segi usia sudah tak muda lagi. Orang yang menonton semakin terheran lantaran Abbas bin Firnas tak langsung jatuh ke tanah.

Abbas bin Firnas melayang dan berputar beberapa kali di udara selama sepuluh menit hingga akhirnya mendarat di tanah. Sayangnya ia tak menyadari kecepatan yang ia ambil untuk memperlambat laju terbang sehingga ia menghantam tanah yang menyebabkan sayapnya patah dan punggungnya terluka.

Ia pun kemudian menyadari jika ekor burung mempunyai fungsi memperlambat laju pendaratan dan ia mendarat keras karena tak mempunyai ekor.

Ibnu Firnas meninggal dunia tahun 887 M/274 H, sekitar 12 tahun setelah ia melakukan uji coba terbang keduanya. Cedera yang dialaminya saat melakukan uji coba penerbangan itu membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Philip K Hitti, sejarawan Barat, menempatkannya sebagai salah satu tokoh besar dan manusia pertama dalam sejarah yang melakukan uji coba dalam bidang penerbangan.

Jasanya pun dikenang dengan keluarnya perangko bergambar Abbas bin Firnas di Libya. Irak juga mengabadikan namanya sebagai nama bandara di Utara Baghdad dan membangun patung penerbang pertama itu di sekitar lapangan terbang internasionalnya.