Brilio.net - Lahir dengan keadaan tak sempurna, tak membuat Alim patah semangat menjalani hidup. Meski keadaan kedua tangan dan kakinya mengalami kelainan, laki-laki asal Karangayu, Kota Semarang, Jawa Tengah ini tak pernah mengeluh dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

Alim yang lahir pada 13 Mei 1986 memang dididik oleh orang tuanya untuk tidak mudah mengeluh. Di balik kekurangan tangannya, ia masih mampu melakukan banyak hal layaknya orang normal, seperti mencuci, menulis, bermain ponsel, bahkan menyelesaikan SMA-nya dengan nilai yang tak kalah bagus dengan teman-temannya yang normal.

Setelah lulus, Alim memilih untuk mencoba hidup mandiri. Ia beberapa kali mendirikan usaha meski tak jarang harus gulung tikar. Dirinya mengaku pernah beberapa kali berdagang, mulai jadi penjual baju koko hingga sepatu.

Selama dirinya masih mampu berjalan, Alim menggaku selalu berdoa kepada Tuhan agar dirinya dijauhkan dari meminta-minta. "Sekarang saya buka counter isi pulsa, alhamdulillah hasilnya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari," katanya kepada brilio.net, Kamis (14/5).

Alim mengatakan, sekecil apapun usaha manusia, asalkan tidak meminta-minta apalagi mengambil hak orang lain, pastilah Tuhan akan berikan kecukupan. Karena itulah dirinya beriktikad untuk selalu hidup mandiri dan tak mengharapkan belas kasihan orang.

Salut, di zaman yang semakin banyak orang menjadikan mengemis sebagai profesi, bahkan oleh orang-orang yang kondisinya normal, sehat dan bugar, Alim lebih memilih berusaha dengan keringatnya sendiri. Meski hasilnya tak sebanyak orang yang meminta-minta, ia yakin bahwa usaha dari keringatnya sendiri menjadikan rizkinya lebih diberkati.