Brilio.net - Tahukah kamu kalau nanas ternyata bisa menyelamatkan nyawa manusia? Ya, bagian dari tanaman nanas ini bisa dibuat menjadi rompi anti peluru.

Adalah Asmanto Subagyo, pendidik bidang Teknik Tekstil Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, yang menemukan ini. Ide ini awalnya adalah pembuatan body otomotif yang tidak tembus terhadap senjata genggam, sebagai pembaruan dari yang ada sekarang agar lebih safety.

Temuan yang bikin geleng-geleng, rompi anti peluru dari nanas

Temuan yang bikin geleng-geleng, rompi anti peluru dari nanas

Pria lulusan University of New Sout Wales Australia ini menggunakan struktur model sandwich, yaitu bertumpuk-tumpuk. Dibuat dari dua jenis serat yang berbeda yaitu serat daun nanas dan serat agave. "Itu kita combine, nggak satu-satu gitu. Fraksi serat berpengaruh pada impact force," ujarnya. Impact force adalah ukuran seberapa kekuatan rompi, terlihat dari seberapa dalam cekungan yang terbentuk akibat tembakan peluru.

Dia menerangkan, masing-masing serat punya kemampuan sendiri-sendiri. Dengan kombinasi dua serat ini, modulus elastisitasnya (kelenturan) naik, tensile strenght-nya (kekuatan tarik) juga naik, maka impact force-nya juga naik. Beberapa faktor tersebut adalah indikator penting dalam dunia pertekstilan.

Satu lapisan dinamai lamina. "Lapisan pertama dan kedua dari kain, lapisan ketika dari composite (serat nanas dan agave) tadi yang berfungsi sebagai penetrasi proyektil."

Menurutnya, peluru memiliki beberapa karakteristik. Force-nya berapa, kecepatannya berapa, jenis pelurunya juga ada yang lancip (sharp form) ada yang bentuknya tidak lancip, punya berat yang berbeda sehingga mempengaruhi kecepatannya.

Peluru yang dipakai dalam uji coba rompi buatannya ini memiliki kemampuan kecepatan perputaran 328 meter per detik dan suhunya di atas 300 derajat celcius. Diuji coba pada jarak 10 meter memakai 6 peluru di beberapa titik.

Dia menambahkan, ada empat tahap pengembangan pembuatan rompi anti peluru ini. Tahun 2015 berfokus di penelitian. tahun 2016 pembuatan teknologi dan prototipe, tahun 2017 diindustrikan, tahun 2018 sudah masuk pasar. Selama ini, rompi anti peluru umumnya menggunakan serat kevlar. "Ada lagi yang dari woll, tapi multi dimensi berbeda dengan kain umumnya yang hanya dua dimensi."