Brilio.net - Baru-baru ini sedang dikembangkan model tanam Udang Galah bersama Padi (ugadi). Sisi tepi lahan padi sekelilingnya diairi sebagai kolam budidaya udang. Sebelumnya, ada model mina, sama seperti ugadi hanya beda yang dibudidaya: ikan nila.

Pada 12 Maret lalu, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Ngelo Sembada, Dusun Ngelo, Desa Harjobinangun, Pakem, Sleman mendapat bantuan bibit udang galah dari Pemprov DIY. Penyerahan secara simbolis dihadiri gubernur dan bupati.  

Model penanaman padi yang digunakan adalah jajar legowo 2:1, yaitu 2 space ditanami padi, 1 space dikosongkan, berturut-turut seperti itu. Ini supaya matahari bisa full masuk dan anakan padi dalam satu rumpun bisa tumbuh maksimal.

Diakui Ketua Pokdakan Mina Ngelo Sembada Martinus Manulang, ini adalah teori lama sejak zaman nenek moyang tapi sudah banyak ditinggalkan. "Memang orang mengatakan cara lama tidak praktis, tapi hasilnya lebih menyehatkan," ungkap pria yang sudah menyenangi tani sejak kecil ini kepada brilio.net Minggu (7/6).

Secara keseluruhan, sistem ini bernama Udang Galah bersama Padi (ugadi). Ini adalah salah satu upaya peningkatan keuntungan sehingga bisa menarik minat masyarakat untuk turut bergabung dan memajukan pertanian, khususnya anak muda yang punya gagasan fresh dan inovatif.

Peningkatan pendapaatan dari sistem ugadi ini, selain dari produksi padi juga dari udang galah. Per 1.000 meter persegi bisa diperoleh udang 1,2 - 1,3 kuintal. Sedangkan padi yang biasanya hanya produksi 3 kuintal kini bisa meningkat menjadi 6 kuintal. Secara teori, paling tidak produksi padi harus naik sebesar 20%. Panen dilakukan tiga bulan sekali.

Jenis beras yang bisa diterapkan untuk sistem ugadi ini harus yang tahan air, semisal inpara, inpari, ciherang tertentu. Selain itu, spesifikasi lokasi juga turut mempengaruhi.