Brilio.net - Ford Motor Co (F.N) mengatakan pada Senin (25/1) akan menutup seluruh operasinya di Jepang dan Indonesia tahun ini karena melihat "tak ada alasan untuk menciptakan keuntungan". Ford mengklaim kesulitan menembus pasar otomotif di kedua negara tersebut.

Keputusan Ford jelas mengejutkan mengingat sejarah panjang mereka sebagai pelopor industri otomotif dunia. Namun, inilah fakta yang harus mereka lakukan mengingat kecilnya peluang mendapatkan keuntungan di dua pasar dunia tersebut.

Ford mengawali operasi di Jepang pada 1974 dan memiliki 52 dealer, dengan jumlah karyawan 292 orang. Tahun lalu, angka penjualannya mencapai 5.000 atau 1,5 % share pasar mobil impor dunia.

Di Indonesia, masuk ke pasar otomotif pada 2002, Ford total hanya memiliki 35 staf dengan penjualan melalui 44 dealer. Tahun lalu sekitar 6.000 kendaraan terjual. Angka ini hanya 0,6 % dari total pasar mobil baru dalam negeri karena kelesuan ekonomi.

"Di Indonesia, tanpa adanya pabrik lokal hampir tak ada jalan bagi produsen mobil berkompetisi di pasar ini. Dan kami sama sekali tak memiliki pabrik lokal," kata juru bicara Ford Neal McCarthy mengonfirmasi berita ini, dikutip brilio.net dari wallstreetjournal.

McCarthy menambahkan, Presiden Ford Asia Pasifik Dave Schoch sudah memberi tahu melalui email terkait penutupan Ford Indonesia dan Jepang.

Dan di bawah ini, terlampir penjelasan resmi dari Ford terkait penutupan pasarnya di Indonesia:

"Ford tetap berkomitmen untuk melayani pasar global sekaligus merestrukturisasi secara agresif bagian-bagian bisnis kami yang tidak memiliki jalur beralasan dalam mencapai pertumbuhan penjualan dan keuntungan yang berkesinambungan, khususnya di negara-negara di mana dinamika pasar yang ada tidak memungkinkan kami untuk dapat bersaing secara efektif.

Setelah mempelajari secara seksama setiap opsi yang memungkinkan, jelas bagi kami bahwa tidak ada jalur menuju keuntungan yang bersinambungan bagi kami di Indonesia. Oleh karena itu, kami akan menghentikan seluruh operasi di Indonesia sebelum akhir tahun 2016 dan mengkonsentrasikan sumber daya yang ada di tempat lain.

Keputusan ini baru saja kami ambil dan kami sudah mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan dan dealer kami. Sejalan kami melaksanakan proses penutupan ini, prioritas kami adalah untuk memastikan bahwa kami memperlakukan karyawan dan mitra dealer kami dengan hormat dan mendukung mereka di dalam transisi ini.

Selain itu, kami juga akan menghubungi para pelanggan kami untuk menjelaskan komitmen kami dalam memfasilitasi kesinambungan dukungan servis, suku cadang, dan garansi kendaraan mereka sehubungan dengan rencana penutupan ini."