Brilio.net - Mbah Suwono (55), warga Bantul, Yogyakarta ini tetap menjalani pekerjaannya sebagai penjual tampah (nampan) dari anyaman bambu keliling. Pria yang sudah 15 tahun menekuni pekerjaan ini memilih bertahan, meski sekarang ini penggunaan tampah mulai jarang karena tergantikan nampan plastik.

Alat yang biasa digunakan untuk mengayak beras tersebut, kini mulai banyak ditinggalkan oleh penggunanya. Selain dianggap kuno oleh generasi masa kini, tampah juga harus bersaing harga dengan alat-alat dapur sejenisnya yang terbuat dari plastik, yang harganya semakin murah.

"Sekarang kan sudah banyak yang pakai alat dapur dari plastik, selain murah orang bisa memilih modelnya yang bermacam-macam," ujarnya kepada brilio.net, Sabtu (6/6).

Dia mengungkapkan, dalam sehari terkadang dirinya hanya mampu menjual 5-10 tampah. Untuk satu tampah, dia hanya mengambil untung Rp 1.000-2.000.

Meski harus bersusah payah dalam mencari nafkah, dirinya tetap senang dan menjaga ketabahan hatinya dengan selalu berdoa. Tak jarang Mbah Suwono harus bermalam dengan tidur di masjid karena dagangannya yang belum habis terjual.

Meski saat ini sudah jarang yang membutuhkan barang dagangannya, dirinya meyakini bahwa setiap langkah kakinya bukanlah hal yang sia-sia. "Saya yakin sekali Tuhan tidak meninggalkan hamba yang mau berusaha," tuturnya.