Brilio.net - Pepohonan yang belakangan banyak berkurang karena ditebangi punya peran besar bagi kehidupan umat manusia.  Udara segar yang setiap hari dikonsumsi miliaran manusia dipasok dari proses fotosintesis.

Dampak dari pemanasan global juga dapat ditekan dengan adanya pepohonan. Tak hanya itu, bahkan studi terbaru menyebutkan bahwa keberadaan pepohonan juga ada kaitannya dengan risiko penyakit jantung, seperti dikutip dari Science Alert.

Sebuah penelitian yang dilakukan Women's Health Initiative di Kota Detroit di mana ekosistem lokalnya telah mulai rusak oleh kumbang emerald ash borer (EAB), menyebutkan bahwa kurangnya dedaunan memberi efek 25% lebih berisiko terkena berbagai jenis penyakit yang berkaitan dengan jantung.

"Dengan mempertimbangkan semua penelitian, tidak hanya milik saya sendiri, saya katakan bahwa ada bukti kuat meskipun bukan definitif yang menghubungkan pohon dengan peningkatan kesehatan masyarakat," kata pemimpin penelitian Geoffrey Donovan dari Departemen Pertanian AS.

Meskipun para peneliti tidak yakin tentang adanya kaitan pohon dengan kesehatan masyarakat, namun mereka menemukan benang merah bahwa keberadaan pohon dapat mengurangi polusi udara, mendorong olahraga, mengurangi stres, dan mendorong interaksi sosial.

"Saya membayangkan bahwa ada batas atas (jumlah pohon minimal), tapi saya pikir kami masih jauh untuk ke sana," ujarnya.

Kesimpulan paper penelitian tersebut menyebutkan "Jika kehilangan pohon memiliki konsekuensi kesehatan negatif, maka, secara intuitif, tampaknya masuk akal untuk menyimpulkan bahwa penanaman atau mempertahankan pohon dapat memberi dampak positif pada kesehatan masyarakat."

Sebelumnya telah ada penelitian yang menunjukkan manfaat kesehatan dari bermukim di dekat area pepohonan. Studi lainnya menunjukkan bahwa keberadaan pepohonan yang banyak membuat seseorang merasa lebih muda beberapa tahun dan merasakan kegembiraan dari manfaat kesehatan layaknya ketika menerima kenaikan gaji yang cukup besar.