Brilio.net - Mengawali tahun 2016 Coca-cola bukannya mendapatkan penjualan yang meningkat justru mendapatkan kecaman dari Rusia dan Ukraina. Permasalahan itu bermula dari iklan menyambut Natal dan Tahun Baru yang diluncurkan produsen minuman soda itu di salah satu akun media sosial terbesar di Rusia yaitu VK.

Pada bagian iklan pertama Coca-cola menggambarkan bagaimana kesenangan masyarakat Rusia dalam menyambut Natal dan Tahun baru dengan menampilkan peta wilayah Rusia. Sialnya, peta yang ditampilkan justru menuai konflik. Iklan itu menampilkan peta wilayah Rusia hingga Vladivostok tanpa memasukkan wilayah Crimea yang saat ini menjadi wilayah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Kemarahan masyarakat Rusia karena mereka masih menganggap wilayah Crimea termasuk wilayah Rusia. Alhasil pihak Coca-cola mengeluarkan permintaan maaf. "Kami minta maaf. Iklan akan kami tarik dan akan kami perbaiki peta yang jadi permasalahan tersebut," ujar bagian promosi Coca-cola dikutip brilio.net dari telegraph.co.uk, Rabu (6/1).

Permintaan maaf pun diterima dan Coca-cola mengganti peta yang baru dengan memasukkan wilayah Crimea. Sialnya lagi, setelah peta yang baru diganti, sekarang giliran pihak dari Ukraina yang menyatakan boikot terhadap produk dari Coca-cola. Alasannya bagi masyarakat Ukraina, wilayah Crimea merupakan wilayah mereka.

Serba salah, itulah yang dialami pihak Coca-cola, sehingga pihak perusahaan akhirnya mengambil jalan tengah dengan menghapus iklan tersebut dan mengeluarkan pernyataan bahwa pembuatan iklan sepenuhnya hanya untuk menjual produk tanpa kepentingan politik sama sekali.