Brilio.net - Buat kamu yang tinggal di Bogor pasti nggak asing dengan tempat indah satu ini. Ya, Kebun Raya Cibodas memang sangat terkenal keindahannya sampai-sampai dijuluki Taman Firdaus Asia. Siapa kira dibalik kecantikan taman yang terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango ini, umur Kebun Raya Cibodas ternyata sudah tua. Tepat hari ini, umurnya sudah jauh melebihi umur Negara Indonesia, yakni 163 tahun.

Keindahannya yang bertahan lama tak lepas dari peran pendirinya, Johannes Ellias Teijsmann. Kebun yang saat itu bernama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas), awalnya digunakan sebagai tempat pengadaptasian berbagai tumbuhan dari luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi. Salah satu tumbuhan yang dibawa dari Belanda untuk ditanam di sana adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kiriman bibit pohon kina tersebut sampai di Batavia pada 11 April 1852, tanggal itulah yang dijadikan hari lahirnya Kebun Raya Cibodas.

Sejarah di balik Taman Firdaus Asia, Kebun Raya Cibodas

Dalam perkembangannya, Teijsmann, memperkenalkan banyak spesies baru di kebun raya tersebut, seperti Delonix regia (flamboyan), Manihot esculenta (singkong), dan Elaeis guineensis (kelapa sawit). Selama hidupnya, tercatat ada 2.800 spesies tanaman. Jumlah itu terus dikembangkan dan kini terdapat 5.831 spesies tanaman. Wow!

Seiring meningkatnya koleksi tanaman di Bergtuin te Tjibodas, kebun ini berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Selanjutnya, mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri, yaitu sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kamu sudah pernah ke sana?