Brilio.net - Nama anak ketiga Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, belakangan ini sedang ramai dibicarakan di media sosial. Hal tersebut dipicu setelah Kaesang turut berkomentar dengan foto Presiden Jokowi beberapa hari lalu di Raja Ampat, Papua Barat pada Jumat (1/1). Namun ternyata tetap saja ada ulah orang yang tidak suka dengan anak presiden yang aktif di Twitter ini.

Salah satu yang paling ramai di berbagai media sosial adalah cuitan akun @Mahsina_se yang mengatakan pada Kaesang menggunakan logika tolol dan kampungan, karena bangga dengan profesi kakak kandungnya, Gibran Raka Buming Raka, yang menjadi pengusaha martabak Markobar di Solo. Parahnya belakangan diketahui bahwa Mahsina merupakan salah seorang dosen tetap di Universitas Bhayangkara, Surabaya.

Sebut anak presiden kampungan jual martabak, cewek ini dibully netizen

"Nurun ke anaknya pinjam dana bank 1 Milyar cuman buat jualan Martabak, kampungan :P," kata Mahsina.

Entah apa yang melatarbelakangi Mahsina, mengatakan profesi Gibran sebagai pengusaha kuliner kampungan. Namun hinaan Mahsina tersebut tetap dibalas santai oleh Kaesang.

"Gapapa, yang penting dari jualan martabak bisa untuk bayar sekolah di Singapore. Saya hepi, markobar juga hepi," balas Kaesang.

Sebut anak presiden kampungan jual martabak, cewek ini dibully netizen

Tak terima dengan jawaban santai Kaesang, akun Mahsina kembali mengungkapkan kata-kata merendahkan lainnya. Mahsina mengatakan bahwa berjualan martabak tersebut merendahkan harkat dan martabat orangtuanya sebagai presiden, dan sama sekali profesi pengusaha kuliner martabak tersebut tidak layak dibangga-banggakan. Bahkan Mahsina mengatakan umpatan 'Logika Pekok' yang artinya 'Logika Bodoh' dalam status Twitternya.

Sebut anak presiden kampungan jual martabak, cewek ini dibully netizen

Sekitika ucapan tak layak tersebut banyak diabadikan netizen, yang kemudian balik membully Mahsina habis-habisan, karena dianggap justru dirinya lah yang menggunakan logika ngawur karena menghina profesi sebagai pengusaha.

"Tinggi ilmunya kadang tak menentukan kualitas orangnya," sindir akun Rusdy Al Banjari.

"Yang penting halal... Kenapa ya akhir-akhir ini yang saya lihat kebanyakan mereka tak jarang beratribut agamais tetapi kok sumbu otaknya jadi sering merendahkan atau menghina orang lain?," kata akun Wieke Rosalina ikut mengomentari.

"Kalo aku pribadi sangat salut dengan orang yang mandiri... Tidak bergantung pada orang tua. Mau berusaha dari bawah dan menghargai apapun profesinya yang penting tidak merugikan orang lain, menolong banyak orang dan mandiri. Dosen kok omongannya begini, kamu harus sekolah lagi mbak," ujar akun Taka Wuni.

Nah, kalau menurut kamu gimana guys?