Brilio.net - Sempat mengajar di salah satu lembaga pendidikan di Kota Malang, Fachrizal Yoga Pamungkas, memilih meninggalkan pekerjaan mapannya untuk merantau ke Malaysia. Kini, sarjana dari Universitas Negeri Malang, Jawa Timur ini memilih mengabdikan hidupnya untuk mengajar anak-anak Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia.

Kisah Yoga, begitu dia akrab disapa, berawal pada 2011. Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia sempat mengajar di salah satu lembaga bimbingan belajar. Tetapi, hal tersebut tidak membuat lelaki berusia 28 tahun ini puas. Dia memilih untuk meninggalkan pekerjaannya.

"Tahun 2011, saya mendapat informasi dari salah satu teman bahwa ada program pemerintah yang mengirimkan sarjana-sarjana pendidikan untuk mengajar anak TKI di perkebunan kelapa sawit di daerah Malaysia," ujar pria asal Gresik, Jawa Timur pada brilio.net beberapa waktu lalu.

Sarjana ini abdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak TKI di Malaysia

Berbekal pengalamannya, Yoga pun mendaftar. Dan kebetulan lolos tes. Pada September 2011, dia diberangkatkan menuju Malaysia, tepatnya di daerah Sabah untuk menjadi guru di sebuah SMP terbuka.

Menjadi pengajar untuk anak-anak TKI ternyata tak mudah. Yoga harus tinggal di sebuah mes milik perkebunan kelapa sawit yang jaraknya sekitar 20 kilometer (km) dari pusat kota. Fasilitas listrik di mes tempatnya tinggal juga tidak terlalu berlimpah. Listrik di tempatnya tinggal berasal dari tenaga diesel yang hanya akan beroperasi dua kali dalam satu hari; pagi hari pukul 04.00-07.00 dan malam hari pada pukul 18.00-22.00.

Untuk menuju sekolah di CLC 28 SMPT Ribubonus, lelaki ini harus menempuh perjalanan sejauh 7 km. Selain itu, tentunya tidak mudah untuknya menjadi guru untuk anak-anak ini. Yoga mengaku ada banyak sekali kendala yang dialami sewaktu mengajar, terutama untuk kendala bahasa.

Bayangkan saja dalam satu kelas dia memiliki murid-murid yang berasal dari berbagai macam suku yang memiliki latar belakang bahasa yang berbeda-beda. Di situlah dia harus pintar-pintar mencari cara untuk membuat semua muridnya paham dengan materi yang dia berikan.

Sarjana ini abdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak TKI di Malaysia

Setelah selama dua tahun diberi kepercayaan menjadi guru untuk SMP terbuka tersebut, akhirnya dia mendapat kesempatan untuk mengajar di lokasi lain. Pada September 2013, dia dipindahkan ke daerah Kota kinabalu untuk menjadi pengajar di salah satu SD (CLC SD PKBM Cerdas). Tidak seperti SD kebanyakan, SD tempat dia mengajar memakai bangunan milik salah satu gereja di sana. Dia mengajar 75 murid dalam satu ruangan berukuran 8x9 meter dengan fasilitas kursi tanpa meja untuk para murid.

Namun, terlepas dari semua kendala yang dia hadapi, Yoga tetap bertekad untuk bisa benar-benar memberikan pendidikan yang layak pada anak-anak ini sesuai dengan misi pribadi yang dibawanya.

"Saya di sini (Malaysia) memang ingin mengingatkan anak-anak ini tentang Indonesia yang merupakan Tanah Air mereka yang belum pernah mereka datangi. Saya tidak ingin akar Indonesia mereka tercabut dan saya masih akan memotivasi mereka untuk terus bermimpi."

Dan cita-cita Yoga, beberapa sudah berhasil diwujudkan. Dia sudah berhasil memperkenalkan lagu Indonesia Raya kepada para siswanya, meskipun untuk menyanyikannya harus bersuara lirih agar tidak terdengar oleh warga Malaysia.

Sarjana ini abdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak TKI di Malaysia