Brilio.net - Belum lama ini, Donald Trump memberikan pernyataan yang membuat dunia internasional gempar. Ia melarang semua muslim masuk ke Amerika Serikat (AS). Tak hanya untuk tinggal, Trump bahkan menyerukan larangan orang muslim untuk berkunjung ke AS. Hal itu ia serukan pada saat kampanye, Senin (7/12) waktu setempat.

Kecaman dan ketidaksetujuan pun muncul dari berbagai kalangan, termasuk dari Piers Morgan. Piers mengaku jika berat rasanya memberikan pernyataan ketidaksetujuannya kali ini karena telah berteman hampir satu dekade dengan Trump. Tapi bagi Piers, memberikan pernyataan terbuka tentang apa yang ia pikirkan menjadi hal yang sangat tepat untuk dilakukan.

Piers menulis surat terbuka yang dimuat di situs dailymail ditujukan untuk Trump. Dalam pembukan surat, Piers menyatakan jika ia tak meragukan kemampuan Trump. "Saya sangat mengagumi bakat, energi, tekad dan kepribadian Anda. Saya juga tahu Anda orang yang sangat setia kepada keluarga dan teman-teman," kata Piers seperti dikutip brilio.net dari dailymail, Rabu (9/12).



Tapi, Piers menyatakan jika ia tak setuju dengan seruan bakal calon presiden AS dari partai Republik yang melarang muslim menginjakkan kakinya di AS. Baginya, larangan yang diserukan itu sangat berbahaya kepada dirinya.

Sahabat dekat Trump ini tak setuju larangan muslim ke AS

Menurut Piers, memberikan pemeriksaan secara ketat pada visa orang-orang yang memasuki AS menjadi hal yang tepat untuk mencegah masuknya ISIS ke AS.

"Tapi sangat tidak baik jika hingga melarang melarang semua orang dari agama tertentu untuk masuk Amerika, karena itu melanggar hukum internasional," kata mantan jurnalis CNN tersebut.

Tak hanya itu, Piers juga menyebut hal itu mengingatkannya kepada pembersihan Nazi Yahudi pada Perang Dunia II hanya karena etnis agama mereka. Meskipun lebih dari 32.00 orang mati di AS setiap tahunnya karena pembunuhan, kata Piers, tapi sangat kecil porsi muslim yang terlibat pada kejadian itu.

"Itu sebabnya seruan melarang muslim di Amerika adalah tindakan yang sangat salah," kata Piers.