Brilio.net - Tingkat bencana di Indonesia yang tinggi menjadikan keberadaan shelter penting untuk pengungsian. Sayangnya, selama ini kebanyakan shelter kurang mengedepankan jangka panjang, selalu menggunakan material yang cepat rusak seperti bambu, dan hanya digunakan sekali pakai. Sehingga, tidak ekonomis.

Inilah yang membuat tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mencetuskan ide membuat shelter portabel. Mereka adalah Ahmad Faiz Abiyoso, Pahruroji, dan Faridatuz Zuhroh.

Ringkas, shelter portabel rancangan mahasiswa ini cocok bagi pengungsi

Menurut Ahmad Faiz selaku ketua tim, material untuk shelter rancangannya ini dibuat oleh pabrik, jadi lebih tahan lama dan lebih ekonomis. Ketahanan shelter ini bisa sampai 10 tahun, sehingga ketika ada bencana tidak perlu mengeluarkan biaya pembuatan shelter baru lagi.

Bentuknya seperti tenda, jadi bisa dilipat. "Itu material pabrikan, kalau bambu kan material alam. Utamanya didominasi besi hollow yang biasa buat teralis karena murah. Selain itu juga pakai form board, itu yang biasa dipakai untuk eternit."

Pembuatan shelter ini membutuhkan biaya sekitar Rp 7 juta per unit. Kalau dalam jumlah banyak bisa ditekan menjadi sekitar Rp 5 juta.

Ringkas, shelter portabel rancangan mahasiswa ini cocok bagi pengungsi

Karena sifatnya yang portabel, dengan shelter ini pengungsi bisa memilih lokasi sendiri untuk pendiriannya. Selama ini, pembangunan shelter kerap menemui kendala soal lokasi.

"Kami juga coba buat shelter yang bisa dipindah. Karena problem penanggulangan bencana tidak mudah diselesaikan karena pemilihan tetangga yang salah. Jadi kadang orang dipaksa tinggal di sini padahal bukan tetangganya dia. Jadi mereka nggak bisa bikin area publik atau bermain."