Brilio.net - Yoko Ono merupakan seniwati kelahiran Jepang yang kemudian memutuskan pindah ke London untuk melanjutkan kariernya. Bagi yang tidak familiar dengan seni kontemporer, mungkin akan lebih mengenal suami kedua Ono yaitu John Lennon. Jiwa seni Ono dikenal seluruh dunia, bahkan dia sempat memulai karir bersama mendiang suaminya.

Setahun setelah kematian Lennon, tepatnya pada tahun 1981, Ono memulai proyek pohon harapannya. Pohon harapan merupakan pohon yang di tanam Ono dan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk menggantungkan harapannya di pohon tersebut. Sebelumnya, karya pohon harapan dari Ono telah dibuat di beberapa negara seperti Washington, San Fransisco, Jepang dan London.

Siapa sangka, proyek instalasi karya Ono tersebut juga menghiasi pagelaran artjog yang ke-8. Pohon tersebut sengaja didatangkan langsung dari Islandia dan segala harapan yang tergantung akan dibawa ke menara Imagine Peace Islandia untuk dikuburkan di sana.

"All my works are forum for wishing, keep whising while you participate," tulis Yoko Ono di bawah karyanya tersebut.

Hingga ditutup pada Minggu (28/6) malam kemarin, terdapat ribuan permintaan yang tergantung dikarya Yoko Ono tersebut. Setiap permintaan yang ada pun sangat unik. Mulai dari kalangan anak muda sampai orang dewasa, kesemuanya tidak melewatkan untuk menggantungkan tulisan permintaan di karya seniwati asal Jepang tersebut.

"Terdapat 2.000 ribu pengunjung dan itu kesemuanya menuliskan permintaannya di wish tree," ujar Anti, salah seorang penjaga di artjog.

Permintaan yang tergantung di pohon harapan pun beragam dan sangat unik. Ada yang menuliskan perihal permintaan jodoh, bertemu artis idola, lulus ujian hingga harapan pendidikan di masa depan.

Yoko Ono berhasil membawa pesan kepada para pengunjung bahwa berharap merupakan sesuatu yang nyata. Meski tidak sempat hadir di pagelaran artjog, namun karya Ono nyatanya diterima dengan sangat baik dan penuh antusias.