Brilio.net - Beranjak dari masalah seringkali susah untuk dilakukan. Ada adagium "the show must go on" yang menganjurkan betapa pentingnya kita harus meneruskan kehidupan, termasuk pentingnya move on dari masa lalu. Namun menerapkannya bagi sebagian orang sangat susah. Tidak terkecuali bagi seorang SPG (sales promotion girl) yang sudah tentu punya kecantikan fisik sehingga banyak dilirik para cowok. Dan itulah yang dirasakan Vina Anastasia (bukan nama sebenarnya), seorang SPG produk swasta di Bandung, betapa susahnya move on dari sang mantan.

Ceritanya berawal ketika ia membuat akun baru Facebooknya pada bulan Mei 2013, atau kurang lebih di usia dua tahun kuliah di Jember lantaran akun sebelumnya terblokir. Sejak itu ia mengontak kembali teman-temannya, diundang sebagai teman Facebook. Salah satu yang ia kontak adalah Catur (bukan nama sebenarnya), mantan kekasihnya di SMA. Meski dulunya hanya bertahan pacaran selama tiga bulan, namun ia merasa tertarik menjalin hubungan kembali.

Catur terpaut umur lima tahun lebih tua dengannya, dan saat itu sudah bekerja. Hubungannya dengan Catur bertahan hingga tiga tahun, sebelum ia benar-benar memutuskannya. Sejak awal orangtua Vina tidak merestui hubungannya. Di mata orangtua, Catur dikenal sebagai pemuda ngehek, tukang mabuk, tukang ngebaks, dan doyan ganti-ganti cewek.

Tapi bagi Vina, dia sosok yang mau berjuang demi dirinya, sosok yang selalu ada ketika dia butuh, dan sosok yang jentelmen. Satu-satunya yang tidak ia sukai dari Catur adalah sikapnya yang suka main tangan ketika ia marah.

Vina mencontohkan bagaimana pengorbanan pria dambaannya ini bagi dirinya semata. Suatu malam semasa kuliah, Vina minta dianterin dari rumahnya ke kos-kosannya di Jember dengan jarak sekitar 30 km. Keduanya berangkat dengan motor masing-masing. Di tengah jalan tiba-tiba hujan sangat lebat. Mereka menepi menunggu terang hampir tiga jam lamanya dalam keadaan mati lampu.

Di tengah penantian, sekitar pukul 22.00, Vina minta makan. Di seberang jalan mereka melihat ada penjual nasi goreng. Karena mereka tidak ada yang membawa mantel, Vina diberi jaketnya Catur sebagai payung dan dituntun ke pedagang itu. Kemudian dua motor mereka dua-duanya disebarangin Catur.

Sesampainya di kosan CAtur mengucapkan kalimat yang hingga kini tak bisa Vina lupakan. "Dia bilang, nggak ada wanita lain yang bisa gantiin posisimu dan nikah samaku," aku Vina kepada brilio.net melalui layanan bebas pulsa story telling 0-800-1-555-999, Selasa (3/11).

Sejak Mei 2013 sampai hampir tiga tahun, mereka menjalin hubungan dengan backstreet. Di awal hubungan mereka yang kedua, Catur tidak enggan menceritakan kisah asmara sebelumnya. Menurut Vina, itu pertanda baik hubungan mereka.

Hubungan mereka pun berjalan terlalu jauh. Di saat Vina menginjak semester lima, keduanya melakukan hubungan badan. Hubungan mereka yang sudah intim ini membuat Vina tidak ragu memberi perhatian lebih kepada Catur. Berkat dorongannya, pekerjaan Catur semakin baik. Ia bisa membeli handphone bagus, motor bagus dan kehidupannya semakin mapan secara keuangan.

Namun tetap saja orangtua Vina belum memberikan tanda-tanda bakal merestui. Vina sampai hampir putus asa di tengah gelora asmara yang semakin membara dengan Catur. Suatu waktu, sekitar lima bulan lalu, Vina dan Catur memutuskan untuk mengungkapkan sejelas-jelasnya apa yang mereka lakukan dalam hubungan mereka. Termasuk hubungan badan mereka selama itu. Harapannya, orangtua Vina mau menikahkan mereka.

Mendengar pengakuan mereka itu, orangtua Vina hanya bisa menahan pilu. Tapi orangtua Vina tidak mengasari mereka sebab sudah tidak heran lagi dengan steriotip seorang Catur. Hasilnya Vina semakin ditekan untuk tidak berhubungan dengan Catur.

Semenjak itu, Vina tidak punya keleluasaan lagi betemu Catur. Mengetahui hal ini bukannya belajar dari apa yang telah dilakukannya, Catur malah mengancam Vina. Ia sering mengamati gerak-gerik rumah Vina. Dan setiap kedua orangtua Vina pergi, Vina ditemui dan ditekan untuk tidak meninggalkannya. "Suatu saat nanti kalau kamu nikah, aku bakal nemuin kamu dan tetep bersama kamu," ucap Vina menirukan ucapan Catur.

Sekitar dua bulan lalu, ada insiden yang membuat Vina tersadar dengan sosok Catur yang sesungguhnya. Pada suatu malam sepulangnya dari mendaki gunung bersama teman-temannya, Vina didatangi Catur di kosnya. Malam itu Catur menamparnya dan menjambaknya dengan keras.

Vina pun mengatakan bahwa dirinya tidak mau menikah dengan Catur. Mendengar perkataan ini, emosi Catur semakin meluap. "Dia langsung bilang 'inget ya, apapun yang terjadi kamu tetap akan nikah sama aku'. Dan dia langsung nelpon orangtuaku, bilang kalau masih melakukan hubungan intim sampai detik itu," cerita perempuan 22 tahun ini.

Bagi Vina itu sebuah penghinaan, terutama kepada orangtuanya. Semenjak kejadian itu dia memutuskan untuk memblokir semua jaringan komunikasi pribadi dengan Catur. "Sekarang memang aku nggak bisa bohong kalau aku nggak bisa hidup tanpa dia. Tapi berusaha tidak menghubunginya demi orangtua," ujarnya.

Kini, meski ia mencoba move on dengan menerima pacar baru, tetapi tetap hambar. Selama satu bulan ini dia berpacaran dengan pemilik toko pakaian di Bandung. Ia mengenal pertama kali saat ia bekerja sebagai SPG menawarkan produk kepadanya. Namun tetap saja pria ini tidak mampu menggantikan posisi Catur di hatinya. "Kabar terakhir dari teman mengatakan bahwa dia (Catur) sedang deket dengan cewek di Lumajang, tapi aku yakin dia juga nggak bisa move on dari aku," pungkasnya.

Cerita ini disampaikan Vina melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!