Brilio.net - Kata orang, cinta pertama itu begitu sulit dilupakan. Hal itu nyata dirasakan Nursoleh (29), seorang guru asal Tegal, Jawa Tengah. Soleh dan Anis, mantan kekasih yang merupakan cinta pertama Soleh sudah berpacaran selama 4 tahun, sebelum akhirnya mereka putus di tengah rencana indah yang sempat disusun Soleh.

"Saya adalah orang yang anti-pacaran. Dari kecil sampai lulus SMA boro-boro pacaran, deketin wanita saja takut," ujar Soleh membuka pembicaraan dengan brilio.net lewat layanan story telling bebas pulsa di nomor 0800-1555-999, Senin (7/12).

Namun rupanya perasaan takut itu semua mendadak berubah ketika Soleh mulai masuk dunia perkuliahan. Ia jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan teman ospek satu kelompoknya.

"Saat awal masuk kuliah, saya ospek dan satu kelompok dengan Anis. Saya jatuh cinta dengan dia. Anis ternyata juga suka dengan saya. Satu bulan setelah acara ospek tersebut kita jadian. Nggak tanggung-tanggung, kita pacaran selama 4 tahun sampai semester 8," kenangnya.

Medio Mei 2012, saat berkunjung ke rumah Anis, orangtuanya menanyakan keseriusan hubungan mereka berdua. Soleh pun langsung menanggapinya dengan serius dan mengutarakan niat untuk melamar Anis kepada orangtuanya.

"Sepulang dari rumah Anis, saya bilang ke orangtua saya untuk melamar Anis tanggal 1 Juni 2012. Saya sendiri nggak bilang ke Anis, biar surprise gitu," katanya sambil terkekeh.

Namun, belum sempat memberikan surprise ke Anis, malah Soleh yang lebih dulu diberi kejutan menyakitkan.

"Tiga hari setelah saya dari rumah Anis itu, sepulang kuliah dia tiba-tiba memutuskan saya via telepon. Dia tidak memberikan alasan yang jelas. Belakangan saya tahu dari temannya, saat itu Anis sudah punya pacar lagi dan tiga bulan kemudian mereka menikah. Hancur hati saya," ujarnya sedih.

Kala itu Soleh mengaku sangat syok dan rasanya mau mati saja. Hatinya benar-benar porak poranda.

"Bayangkan saja, dia cinta pertama saya, pacaran selama 4 tahun dan diputus lewat telepon. Saat itu saya sampai malas ngapa-ngapain. Empat harian saya nggak makan, nggak mandi dan sulit tidur. Sampai-sampai saya dibawa ke klinik dan pingsan di sana," papar Soleh.

Saat siuman, ternyata Soleh sudah dirujuk ke rumah sakit besar di kota Tegal. Di sana kondisinya masih lemah dan didiagnosis terkena gangguan jantung. Di sana pula ia mengaku sudah merasakan mati suri.

"Sebelumnya saya nggak punya riwayat penyakit jantung. Tapi di rumah sakit itu dikatakan ada gangguan jantung. Mungkin pengaruh kondisi saya yang lemah karena kurang istirahat dan nutrisi. Kondisi saya kembali memburuk, bahkan saya merasakan dicabut nyawanya dan dibawa dua orang yang wajahnya bercahaya ke tempat yang damai dan penuh cahaya," kenangnya.

Ia pun menceritakan sakitnya ketika nyawanya tercabut dan mendengar suara memanggil yang membuat dirinya sadar kembali.

"Sakitnya saat dicabut nyawanya itu luar biasa, dari kaki sampai kepala sakit luar biasa. Belum pernah merasakan sakit yang seperti itu. Herannya saya bisa melihat tubuh saya yang sedang dikerubungi keluarga saya. Saat akan melintasi gerbang cahaya yang besar, saya mendengar ada yang memanggil saya, saat itu juga saya berbelok arah dan tiba-tiba ada di samping jasad saya yang sudah ditutupi kain. Beberapa saat kemudian saya tersadar dengan keadaan bingung," kata Soleh.

Kata dokter, kala itu ia sempat meninggal selama 17 menit dan pengalaman mati itu menurutnya adalah sebuah pengalaman yang luar biasa.

Cerita ini disampaikan Soleh melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!