Brilio.net - Perayaan Natal selalu identik dengan pohon cemara. Tak heran jika jelang Natal, pusat-pusat perbelanjaan menawarkan banyak pernak pernik Natal. Bagi mereka yang berkantong tebal, mungkin bukan masalah jika harus mengeluarkan kocek setiap tahun untuk membeli pohon Natal baru. Namun, bagi mereka yang hidup pas-pasan, tentu saja jangan berkecil hati.

Sebab, di tangan mereka yang kreatif, limbah gelas plastik juga bisa dijadikan pohon Natal. Hasilnya juga tak kalah hebat dan keren. Ini yang dilakukan Andi Suhandi Endong (60), jemaat Gereja Kristen Pasundan Jemaat Depok Lama, Pancoran Mas. Dia menyulap 3.200 limbah gelas air mineral menjadi pohon Natal setinggi 6 meter.

Andi mendapatkan gelas-gelas plastik tersebut dari para jemaat yang dibagi menjadi 5 sektor. Tiap sektor ditargetkan mengumpulkan 300 buah gelas plastik, tapi ada juga yang mengumpulkan hingga 700 gelas plastik. Dibutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk mengumpulkan ribuan gelas plastik ini.   

"Awalnya cuma mau memanfaatkan limbah plastik, mengoptimalkan supaya sampah plastik yang sulit terurai bisa menjadi barang yang bermanfaat," ujar Andi kepada brilio.net, Kamis (24/12).

Dia yang juga ketua panitia perayaan Natal di gereja itu mempercantik tampilan pohon Natal  buatannya dengan merangkai 1.600 lampu warna warni. Tak lupa Andi menambahkan ornamen seperti compact disk (CD) bekas dan bola plastik warna-warni.

"Kalau siang pohon Natal ini dipercantik bola warna-warni, kalau malam dipercantik lampu-lampu," terangnya.

Sebelum dirangkai, ribuan gelas plastik tersebut dibersihkan dengan menggunakan detergen kemudian di rangkai dengan menggunakan benang. Proses pembuatannya hanya memakan waktu dua pekan dibantu 15 orang panitia.

"Semuanya kami dapat dari jemaat, kami hanya mengeluarkan biaya untuk lampu dan bola saja," tambahnya.

Hasil karya Andi ini tidak hanya membuat para jemaat kagum, tapi juga menarik perhatian masyarakat sekitar yang berbeda agama.

"Sudah 5 hari pohon Natal berdiri, banyak warga yang berdecak kagum, tidak lupa juga mereka berfoto-foto di sekitar pohon Natal ini. Tidak terbatas hanya kaum kristiani saja," ucapnya.

Ya, esensi perayaan Natal memang bukan dilihat dari seberapa besar dan megah pohon Natal yang dipajang, tetapi bagaimana bisa memaknai ibadah tersebut dengan tetap menjunjung toleransi.