Brilio.net - Deputi Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) mengungkapkan bahwa data jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 26.500 ton per hari. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah plastik, mulai dari gerakan pemilahan sampah, bank sampah, gerakan sehari tanpa kantung plastik, gerakan Go Green, gerakan Reduce-Reuse-Recycle (3R), dan lain sebagainya. Tapi, hasilnya belum begitu terasa. Salah satunya karena karakteristik masyarakat yang ada di Indonesia

Banyak masyarakat yang apabila ada gerakan atau kegiatan yang ditawarkan namun tidak memberikan keuntungan finansial secara langsung, masyarakat belum begitu tertarik melaksanakannya. Kiranya hal inilah yang mendasari penelitian akademisi dari Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ridlwan, untuk membuat alat injeksi plastik skala rumah tangga yang diaplikasikan untuk mendaur ulang sampah plastik.

Peralatan sederhana ini bisa daur ulang sampah plastik rumah tangga

Ridlwan mengungkapkan penelitian kali ini merupakan penyempurnaan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ridlwan, bersama anggota peneliti lainnya Dedi, Riza, dan Miftahul Arif memperbaiki desain alat tersebut agar lebih mudah pengoprasian dan optimal hasilnya.

"Alat ini didesain untuk membuat produk plastik dalam jumlah sedikit, kecepatan produksi rendah, dan dapat dioperasionalkan oleh industri rumah tangga, dengan bahan baku sampah plastik rumah tangga," tutur Ridlwan kepada brilio.net, Rabu, (18/3).

Dia mengatakan, prinsip alat injeksi ini cukup sederhana. Pengoprasi hanya perlu memotong botol plastik kecil-kecil kemudian memasukkannya pada alat injeksi. Alat lalu akan melelehkan plastik tersebut dan lelehan akan keluar ketika poros injeksi di tekan kemudian dicetak sesuai keinginan sebelum mengeras kembali. "Produk dari alat injeksi ini bisa dibentuk sesuai keinginan, tergantung cetakan yang dipakai, bisa berbentuk asbak atau tempat pulpen."

Dengan ditemukannya alat ini, dirinya berharap bisa mengajak masyarakat lebih banyak, untuk sama-sama mengolah limbah sampah plastik. Karena selain menjaga lingkungan, masyarakat juga bisa memperoleh keuntungan finansialnya secara langsung, sebab produk hasilnya bisa langsung dijual atau dimanfaatkan sendiri.