Brilio.net - Yang namanya jodoh memang tak akan bisa ditebak dari mana datangnya. Bisa juga dia adalah orang yang berbeda keyakinan atau sering ribut dengan kita. Ada perumpamaan yang berbunyi bahwa benci itu sesungguhnya benar-benar cinta. Sehingga batas antara benci dan cinta itu begitu tipis. Seperti kisah yang disampaikan oleh Ainun Ramadani (18) tentang kakaknya, Evan (22).

Ainun menyampaikan kisah perjalanan cinta Evan dengan Asri (22) melalui layanan bebas pulsa story telling brilio.net 0-800-1-555-999, Senin (9/11). Dahulu keduanya bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Bakti Husada Kuningan. Meskipun satu sekolah, Evan dan Asri berbeda penjurusan. Bukan hanya berbeda jurusan, keduanya juga berbeda keyakinan. Evan muslim, sedangkan Asri seorang kristiani.

Semasa sekolah Asri lumayan sering mendapat hukuman lantaran tak mengerjakan tugas. Entah bagaimana Evan bisa tiba-tiba muncul di sisi Asri, tapi setiap kali bertemu mereka selalu ribut layaknya anjing dan kucing. Saat itu pun Asri juga sudah memiliki kekasih yang seiman dengannya. Asri juga belum mengetahui jika Evan adalah Muslim. Sebagai adik, Nun, panggilan akrab Ainun, awalnya tak bisa menerima keadaan bahwa kakaknya jatuh hati dengan wanita yang berbeda keyakinan.

Kedekatan Evan dan Asri mulai terjalin ketika kedua orangtua Asri meninggal dalam sebuah kecelakaan. Evan berusaha untuk menghibur Asri hingga akhirnya menyatakan perasaan. Dalam masa menjalin hubungan, Asri kemudian tahu jika Evan adalah Muslim. Ternyata tak hanya itu, Evan juga belum memberi tahu Asri jika dirinya mengidap kanker otak stadium akhir. Itu kenapa Evan sering mengenakan jaket apa dan di mana pun aktivitasnya.

"Kakak saya pandai mengaji, tapi mengapa ia memilih bersama Kak Asri?" tutur bungsu dari 2 bersaudara yang kini duduk di kelas 3 bangku Sekolah Menengah Atas menyampaikan keheranannya.

Tapi, ada dampak positif yang terjadi setelah kehadiran Asri. Menurut Nun, dulunya Evan tak suka minum obat. Kini Evan menjadi lebih rajin dan rutin mengonsumsi obat hingga memasang alarm agar tak telat. Asri yang mengetahui kebiasaan Evan kemudian bertanya perihal obat tersebut. Karena belum ingin berterus terang, Evan hanya menjawab bahwa itu hanya obat penambah stamina.

Tanpa pikir panjang, Asri berkata pada Evan bahwa tak baik jika sampai candu dengan obat-obatan. Bahkan Asri juga sempat menyembunyikan dan menginjak-injak obat tersebut. Evan mulai berubah sejak itu, ia kembali tak mau mengonsumsi obat. Nun yang akhirnya tahu, berinisiatif untuk menyampaikan kebenaran pada Asri. Tak lama setelah itu Evan juga mengajak Asri untuk menjadi mualaf dan diiyakan.

Evan sempat mengalami koma selama sekitar tiga bulan menjelang Ujian Nasional. Asri merasa marah dan benci karena tak ada yang memberitahu padanya perihal keadaan Evan. Ia hanya bisa berkomentar sambil meneteskan air mata. Sekarang keduanya resmi menjadi suami istri setelah melangsungkan pernikahan 2 tahun lalu. Asri pun berhijab setelah menjadi mualaf. Evan juga sudah mulai pulih setelah menjalani operasi sekitar tahun 2010 lalu.

Cerita ini disampaikan Ainun Ramadani melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!