Brilio.net - Dari rumah kecil di gang sempit Kampung Sutodirjan Yogyakarta itulah Martinus Doel Wahab (84) atau yang akrab disapa Mbah Doel menghasilkan karya-karya barongsai cantik buatannya. Sudah puluhan tahun Mbah Doel menekuni pekerjaan ini. Kecintaannya terhadap seni barongsai memang sudah ada dalam dirinya sejak usia 12 tahun. Sejak itu pulalah keinginan Doel cilik untuk bergabung dengan kelompok barongsai dan silat semakin besar.

Kakek enam anak, sembilan cucu dan empat cicit tersebut memiliki sejarah panjang sebelum menjadi seorang perajin barongsai seperti ini. Saat remaja Mbah Doel mengaku sudah mahir memainkan seni beladiri silat, namun waktu itu sekitar tahun 1953 pencak silat belum seperti saat ini yang banyak dilombakan. Dulu pencak silat hanya sebatas dimainkan saja untuk pertunjukan.

Lambat laun kemahiran Mbah Doel bermain silat dilirik oleh presiden RI pertama Soekarno. Betapa bangganya dia ketika dirinya masuk ke dalam kontingen Indonesia yang akan dikirim ke luar negeri untuk misi budaya yang pertama kalinya dilaksanakan oleh Indonesia.

"Dulu usia saya masih 22 tahun, bisa dibilang itu misi budaya Indonesia yang pertama setelah Indonesia merdeka. Jadi pertama kali dikirim ke daerah Eropa Timur dan Mesir. Kenapa? Masih ingat sejarah kan? karena Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan kita," lanjut Mbah Doel, walaupun sudah lanjut usia masih terlihat kecerdasaan dalam dirinya ketika berbincang dengan brilio.net, Jumat (28/8).

Ketika mengikuti misi budaya ke Eropa Timur, Mbah Doel tampil di Praha, Polandia, dan Moskow. Mbah Doel juga pernah melawat ke Hongaria, Cekoslovakia, dan Colombia. Tampil silat di depan Bung Karno pun sudah bukanlah hal asing baginya pada masa itu. Prestasi Mbah Doel ketika muda pun tidak sampai di situ saja. Mbah Doel juga mendapat predikat sebagai wasit silat nasional pertama di Indonesia.

Hari berganti hari, seiring bertambahnya umur dan telah berkeluarga hingga memiliki banyak anak dan cucu, dia kemudian memutuskan untuk berhenti berkecimpung di dunia persilatan. "Setelah berhenti, saya lalu berpikir. Pekerjaan apa yang kira-kira cocok bagi saya. Seketika itu, pikiran saya tertuju pada pembuatan kerajinan kepala barongsai yang saya miliki sejak lama," kata dia sambil memperlihatkan kliping masa kejayaannya dulu.

Untuk melestarikan kebudayaan ini juga Mbah Doel membentuk kelompok barongsai yang diberi nama Isaku Iki, kelompok ini biasanya tampil di berbagai tempat khususnya saat memperingati Imlek.