Brilio.net - Tak semudah yang dibayangkan. Untuk dapat menjadi Satuan Petugas (Satgas) Sungai (Kali) di Jogja, seseorang harus menguasai kemampuan khusus, seperti berenang. Selain itu, seorang Satgas Sungai harus siap menghadapi berbagai situasi berbahaya di lapangan.

Berjibaku dengan arus deras, batuan besar dan sampah seperti makanan sehari-hari bagi seorang Satgas Sungai. Tak hanya itu, demi menjaga keamanan dan keselamatan warga, seorang Satgas rela siap siaga 24 jam di bantaran sungai. Mereka ikhlas waktu tidurnya banyak terkuras demi mengawasi debit dan tinggi permukaan sungai.

Hal-hal itulah yang dirasakan para Satgas Sungai Code. Kerja mulia mereka ternyata tak sebanding dengan penghargaan yang mereka dapat. Mereka seringkali merasakan banyak perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang.

Salah satu anggota Satgas Sungai Code, Pamungkas mengatakan kesadaran masyarakat masih rendah banget dalam urusan membuang sampah dan menjaga lingkungannya. "Pas kita lagi bersih-bersih sungai malah ada orang yang ngebuang sampah. Sampahnya pas kena kepala," ujarnya kepada brilio.net.

Pengalaman tak mengenakkan lainnya adalah disangka pemulung. Lagi-lagi itu terjadi ketika Pamungkas membersihkan sungai. "Waktu itu saya bawa sampah-sampah yang saya pungut dari sungai. Eh tiba-tiba ada orang yang nyodorin botol-botol air mineral bekas. Orangnya bilang ke saya, ini mas ada botol banyak, lumayan kok kalau dijual lagi," katanya.

Mirisnya, Satgas juga pernah dikira orang gila. Saat itu, Pamungkas baru saja naik ke atas jembatan. Badannya basah kuyup, kedua tangannya memegang karung yang berisi sampah, serta tercium bau tak sedap darei badannya. Sontak anak kecil yang lewat menghindar darinya. "Awas orang gila kata anak-anak," ujarnya sembari menirukan ucapan anak kecil yang menghinanya.

Tak hanya masyarakat sekitar, pemerintah pun kurang memerhatikan kesejahteraan para Satgas ini. Pekerja yang berada di bawah naungan BLH ini tidak mendapatkan penghasilan yang layak untuk hidup mereka.

Seorang Satgas Sungai Code lainnya, Mamat menambahkan gaji yang diterimanya sangat kecil. "Ya kalau bisa dinaikin lagi lah," pintanya.

Meski pekerjaan Satgas Sungai dipandang sebelah mata dan kurang mendapat perhatian, mereka tetap semangat menjalankan tugasnya. Mereka meyakini kalau hal-hal yang tak menyenangkan itu akan setimpal dengan pahala yang akan mereka dapatkan nantinya.