Brilio.net - Penggunaan plastik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Di era 1990-an penggunaan plastik di seluruh dunia diperkirakan sudah mencapai 150 juta ton. Bahkan sejak 2005, sekitar 220 juta ton plastik beredar di muka bumi ini.

Padahal plastik merupakan bahan yang sulit diurai, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan yang cukup serius. Sulitnya plastik terurai disebabkan material ini terbuat dari minyak bumi, yang memiliki ikatan antarmolekul sangat kuat, serta tidak suka air, sehingga jasad renik atau bakteri sulit mengurai atau memakan molekul plastik.

Kondisi ini membuat peneliti Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) Sudradjat Iskandar, tergerak membuat plastik dari bahan ramah lingkungan, agar bisa terurai di alam.

Inovasi ini berupa proses pembuatan produk cetak plastik ramah lingkungan dari komposit limbah tapioka dengan menggunakan teknologi radiasi. Proses pembuatannya relatif sederhana, aman, praktis, cepat dan murah.

Proses produk cetak plastik ramah lingkungan ini dimulai dengan pembuatan biji plastik yang berbasis limbah tapioka, dengan merekayasa sifat plastik dengan menambahkan bahan aditif alami, agar mudah terurai secara alami, dan diproses menjadi kopolimer dengan memakai teknologi radiasi. Kopolimer iradiasi ini merupakan hasil proses pengeringan dari emulsi gel limbah tapioka monomer metil metakrilat, lateks karet alam yang diiradiasi dengan sinar gamma.

Untuk membuat kopolimer, satu drum berisi 30 kg limbah tapioka dicampur dengan bahan kimia kemudian diberikan sinar gamma selama dua hingga tiga jam. Hasilnya menjadi emulsi kental. Bahan polimer ini kemudian dikeringkan di bawah terik matahari. Setelah itu bahan tersebut dicampur biji plastik yang terbuat dari karet. Komposisinya 50:50. Kedua bahan dalam kondisi panas dicampur hingga membentuk lembaran dan dimasukkan ke dalam alat pencacah untuk dipotong agar bisa dibentuk seperti biji plastik.

Biji plastik yang dibuat ini memiliki dua unsur biodegradable inisiator yaitu limbah tapioka dan karet alam. Maka plastik pun akan cepat terurai. Plastik ramah lingkungan ini dalam waktu beberapa bulan saja sudah bisa terurai. Berbeda dengan plastik pada umumnya yang sulit terurai meski sudah ratusan tahun tertimbun di tanah. Tahun ini ada upaya juga untuk membuat biji plastik dari dari serbuk gergaji.