Brilio.net - Menikmati nasi lemak sembari menyeduh segelas susu di Kampong Glam Cafe, di area Bugis Singapura merupakan momen yang tak terlupakan. Betapa tidak, kafe yang terletak di perempatan Jalan Bussorah 17 itu menawarkan sebuah pemandangan masjid dengan arsitektur lawas yang masih terjaga hingga saat ini, bahkan sudah menjadi national Heritage Singapura.

Masjid Sultan, sebuah masjid bersejarah yang terletak di daerah Bugis, Singapura ini merupakan salah satu lokasi yang sering didatangi wisatawan mancanegara, termasuk wisatawan asal Indonesia, Malaysia dan beberapa negara lainnya. Masjid dengan kubah emas ini sangat bersejarah, Masjid ini dibangun pada tahun 1824 untuk Sultan Hussein Shah, sultan pertama Singapura. Sir Stamford Raffles, pendiri Singapura, memberikan USD 3.000 untuk pembangunannya.

Orang Indonesia dilarang isi buku tamu di masjid Singapura, kenapa? Papan petunjuk ke Masjid Sultan Singapura.

Wisatawan pun bisa melakukan tur keliling secara gratis di masjid ini, cukup dengan mengisi buku tamu dan berpakaian yang sopan. Tapi ada sesuatu yang aneh di sini. Saat brilio.net melihat isi buku tamu, ternyata tak tampak nama wisatawan asal Indonesia, kok bisa begitu? Bukannya orang Indonesia banyak yang berkunjung ke Singapura? "Orang Indonesia yang ke sini tak usah isi buku tamu. Kalau orang Indonesia isi buku tamu, nanti daftar buku tamunya langsung penuh," kata Yusuf (68) penjaga masjid sambil tersenyum kepada brilio.net, Sabtu (31/10).

Orang Indonesia dilarang isi buku tamu di masjid Singapura, kenapa? Yusuf, penjaga Masjid Sultan Singapura.

Sebagai penduduk asli di sekitar Masjid Sultan, Yusuf sedari kecil sudah terbiasa berada di area masjid. Sekitar 40 tahun lamanya ia menjadi petugas di sana, hampir setiap hari 500 orang lebih wisatawan belum termasuk Indonesia dan Malaysia ia jumpai melakukan tur keliling masjid. Tak heran, jika wisatawan asal Indonesia tak perlu mengisi buku tamu karena dalam setahun aja ada sekitar 50 ribu lebih orang Indonesia yang berkunjung ke masjid tersebut.

"Dalam sebulan, ada sekitar 8 ribu pengunjung masjid ini, itu belum termasuk orang Indonesia dan Malaysia yang dalam setahun mencapai puluhan ribu orang datang ke sini," tambah Yusuf.

 

Orang Indonesia dilarang isi buku tamu di masjid Singapura, kenapa?

Orang Indonesia dilarang isi buku tamu di masjid Singapura, kenapa? Foto atas: interior Masjid Sultan, bawah: jalan menuju Masjid Sultan.

Selain itu, wisatawan juga tak perlu khawatir jika menggunakan pakaian tidak tertutup. Di masjid ini disediakan kain sarung untuk laki-laki dan jubah untuk perempuan yang ingin masuk dan keliling Masjid Sultan. Kamu tertarik mengunjungi Masjid Sultan?