Brilio.net - Banyak orang tua yang mendambakan anaknya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau kerja kantoran. Hal itu juga yang dirasakan Stenly Hendi Avanda (22), mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Apalagi di kampusnya, orientasi mahasiswa setelah lulus kebanyakan ingin menjadi guru PNS.

Tapi, Vanda, sapaan akrab Stenly Hendi Avanda, berpendapat lain. Dia membuktikan kepada orang tuanya bahwa pekerjaan atau rezeki tidak hanya bisa didapat dengan menjadi PNS saja. Melalui kerja kerasnya, Vanda mampu membangun bisnis snack atau makanan ringan rumput laut 'Panda Seaweed Chips' dengan omset Rp 90 juta per bulan.

Keinginan Vanda untuk mandiri sudah ada sejak dia duduk di semester 3. Saat itu dia sadar kalau orang tuanya harus sampai berutang untuk membiayai kuliahnya. Vanda yang hanya dibesarkan oleh ibunya ini akhirnya berinisiatif untuk bekerja. Berbagai pekerjaan pernah ia lakoni, mulai dari berjualan ketan durian hingga memasang spanduk oli di bengkel-bengkel.

Awal semester 3 dia mulai ikut Multi Level Marketing (MLM). Karena hasil tidak menentu, dia akhirnya memilih untuk berjualan ketan durian di depan GOR UNY. Berhenti dari berjualan ketan durian karena tak laku, Vanda bersama temannya memutuskan untuk buka kios di Jogjatronik Mall. Saat itu Vanda kebagian berjualan aksesoris ponsel.

Bisnis aksesoris itu pun juga tak bertahan lama, hanya 3 bulan. Merasa kurang sreg dengan pekerjaan itu, dia akhirnya memutuskan untuk berbisnis makanan. Dia pun mencari ide bisnis apa yang kira-kira cocok. Hingga saat temannya membawa oleh-oleh makanan rumput laut dari luar negeri, Vanda pun langsung kepikiran untuk membangun bisnis makanan ringan berbahan dasar rumput laut.

"Awalnya penasaran saja, ini rumput laut apa kok tipis. Saya akhirnya eksperimen dari cara menggoreng, bumbu, dan waktu kedaluwarsa juga," jelas Vanda.

Sukses dengan eksperimen yang dia buat, ia pun mantap untuk berbisnis makanan ringan rumput laut. Nama Panda diambil dari nama panggilannya Vanda yang kebanyakan orang Jawa lebih sering memanggilnya Panda. Bulan Maret 2012, ia mulai memasarkan produknya itu.

Vanda menerangkan bahwa modal awal yang dia keluarkan untuk membangun bisnis snack rumput laut ini adalah Rp 15 juta. Modal itu termasuk biaya eksperimen yang mencapai Rp 3 juta. Uang itu ia dapatkan dari menjual asetnya saat berjualan aksesoris ponsel ditambah dengan tabungan hasil bekerjanya memasang spanduk oli di bengkel-bengkel.

Produksi 'Panda Seaweed Chips' itu dia dikerjakan sendiri, dari mencari bahan baku hingga pemasaran. Vanda bercerita bahwa saat itu dia masih menawarkan makanannya secara langsung kepada pembeli di pasar mingguan Sunday Morning (Sunmor) yang ada di sekitar UGM.

Dia pun sempat kesulitan mencari bahan baku untuk snack rumput laut itu. Vanda bercerita kalau dirinya sampai keliling ke beberapa kota di Jawa untuk mencari bahan baku yang pas. Tapi akhirnya bahan baku rumput laut dia peroleh dari luar negeri karena jenis yang cocok hanya ada di luar negeri.

Karena ingin produknya itu juga dijual di supermarket, Vanda kemudian mengurus berbagai perizinan makanannya. Setelah mendapatkan izin Agustus 2012, produknya akhirnya bisa masuk di supermarket lokal Jogja. Karena pasar Jogja sudah tidak dapat menampung, akhirnya dia pun melakukan ekspansi di kota-kota lainnya.

Saat ini 'Panda Seaweed Chips' hasil olahannya itu telah tersebar di 120 toko di 9 kota besar di Indonesia. Untuk memenuhi pesanan 15 ribu pcs 'Panda Seaweed Chips' tiap bulannya, dia dibantu oleh 6 karyawan. Dalam waktu dekat Vanda juga akan membuka outlet makanannya di Jogja City Mall.