Brilio.net - Ban dalam bekas pakai ternyata bisa diolah menjadi kerajinan cantik. Bahkan olahan ban dalam ini bisa mendunia. Mulanya Sapu Upcycle yang merupakan bagian dari Komunitas Tanah untuk Kehidupan hanya berniat memanfaatkan limbah ban bekas yang tidak terpakai.

Ketimbang ban dalam bekas tak terpakai, kemudian disulap menjadi barang-barang kerajinan seperti sandal, tas, dompet, dan beragam aksesori."Siapa sangka ternyata ban bekas ini malah menghasilkan kerajinan yang disukai masyarakat," cerita Dodi, salah satu anggota dari komunitas TUK kepada brilio.net, Rabu (16/9).

Ketika kerajinan ban dalam bekas itu dilempar ke pasaran, responnya luar biasa. Bahkan saat ini usaha rumahan tersebut sudah merambah pasar ekspor."Biasanya kami mendapatkan permintaan barang dari luar negeri seperti Belanda, Prancis, Jerman dan berbagai negara Eropa lainnya," lanjut Dodi.

Fokus awal mereka sebenarnya untuk membantu gerakan peduli lingkungan, tapi kemudian olahan limbah ini banyak diminati masyarakat mancanegara. Inilah yang memacu mereka berkarya dan menyumbangkan beberapa keuntungan untuk kegiatan lingkungan. Mereka percaya bahwa kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan merupakan dua hal yang saling terkait.

"Saat ini kami ingin lebih meningkatkan pengolahan limbah lagi dan mengajarkan kepada masyarakat, sehingga dapat berperan membantu perekonomian masyarakat," harap Dodi dan rekannya.

Kemampuan mereka dalam menciptakan inovasi dan terobosan baru memang patut diapresiasi. Mereka mampu menghadirkan olahan limbah yang memiliki kualitas baik dan pengerjaan yang cukup serius.

Sapu Upcycle merupakan bagian dari komunitas Tanah Untuk Kehidupan (TUK) sekumpulan pengrajin, designer, pengumpul sampah, penjahit, seniman, musisi, ilmuwan, dan penulis yang sebagian besar berdomisili di Jawa Tengah dan Australia. Komunitas ini dibentuk pada tahun 2006, mereka punya misi kepedulian untuk mengurangi dampak dari pemanasan global. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana mengolah limbah yang ada.