Brilio.net - Cita-cita Budi Cahyono terjun ke bisnis kuliner dengan membuat burger nasi ternyata tak sebatas mencari untung semata. Usaha Burger Bully-singkatan dari nama pemiliknya Budi dan Ali-juga ingin berbagi kepada sesama.

Sebagai buktinya, 10% dari setiap burger yang terjual akan disumbangkan ke panti asuhan. Selain itu, Budi juga sudah mempekerjakan seorang karyawan yang kebetulan dari anak yatim.

Keuntungan dari usaha tersebut juga dimanfaatkan untuk membiayai gerakan kemanusiaan yang diberi nama Sedekah Dadakan. Mulianya lagi, ternyata bahan-bahan yang membuat jualan Budi laris didapat langsung dari petani di Desa Pandes, Jogja.

"Nggak beli di swalayan mbak, semua bahannya asli dari petani. Ya harapannya setelah usaha kami besar, kami bisa mengkayakan petani desa sendiri," tutur Budi.

Dengan semua konsep berbagi yang diterapkan, membuat usaha Burger Bully ternyata berkembang bagus dari prediksi awal. Baru dua bulan berdiri, respons pelanggan cukup bagus. Dagangan Budi selalu ludes dibeli pelanggan.

Karena konsep bisnis yang baik serta prospek yang cerah, Budi menyebut sudah ada beberapa pihak yang mengajaknya bekerja sama.

Burger adalah makanan cepat saji yang tak asing di telinga anak muda zaman sekarang. Selama ini makanan itu dikenal sebagai makanan barat. Namun di tangan Budi Cahyono, burger bisa jadi makanan yang sangat Indonesia.

"Ada ibu-ibu yang liat promo kami di internet. Terus telepon kami dan nawari franchise. Tapi kami tolak karena mau matengin usaha kami dulu," ungkapnya kepada brilio.net (31/3).