Brilio.net - Menjadi tunanetra tentu tidak membatasi seseorang untuk beribadah. Bagi umat muslim, membaca Alquran adalah salah satu ibadah yang sebaiknya rutin dilakukan. Bagi penyandang tunanetra pun tidak perlu khawatir karena adanya Alquran dalam bentuk braille yang bisa dibaca oleh mereka.

Fakta yang lebih menakjubkan, ternyata mesin tertua pencetak Alquran braille dan satu-satunya yang masih berfungsi di dunia dimiliki oleh Indonesia. Mesin cetak tersebut masih digunakan dan dimiliki Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG) di Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jabar.

Seperti yang dilansir brilio.net dari website resmi YPWG, Senin (10/8), perlu diketahui jika mesin cetak Alquran ini sendiri hanya diproduksi enam buah saja di Amerika Serikat atas permintaan Hellen Keller dan kemudian disebarkan menuju ke beberapa negara di seluruh dunia. Beruntung, untuk benua Asia ternyata Indonesia yang mendapatkannya. Mesin di Indonesia ini satu-satunya yang masih bertahan karena lima lainnya sudah rusak.

Sejak awal dibuatnya mesin cetak braille ini memang bukan diperuntukan bagi kepentingan komersil. Mesin yang dikenal dengan nama Braille Press ini pertama kali didatangkan pada tahun 1952. Meskipun demikian, baru digunakan untuk kepentingan percetakan pada tahun 1960 ketika sudah berada di Bandung.

Kini di usianya yang suah cukup tua, mesin ini masih mampu mencetak 300 lembar dalam satu jam proses mencetak dari jumlah total keseluruhan halaman Alquran yang mencapai 2.000 halaman. Dalam satu hari mesin cetak ini mampu memproduksi hingga tiga buah Alquran braille cetak.

Kualitas cetakan Alquran ini dinilai masih sangat baik, bahkan jika dibandungkan dengan hasil digital printing saat ini. Hasil cetakan Braille Press ini dinilai lebih mumpuni, meskipun memang untuk proses penyusunan naskahnya memakan waktu yang lebih lama.