Brilio.net - Mabuk darat menjadi hal yang sangat menyebalkan ketika sedang asyik di perjalanan. Kedatangannya seakan menjadi perusak suasana seseorang. Hal ini dialami Bedty Wijaya selama bertahun-tahun. Dia merasakan mabuk darat sejak kecil hingga kini berumur 24 tahun jika menggunakan mobil dan kendaraan sejenisnya.

Gadis asli Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta tersebut menceritakan jika sejak kecil selalu mabuk darat jika mencium asap kendaraan bermotor. Naik sepeda motor pun Bedty merasakan pusing dan mual.

"Saya dari kecil paling nggak tahan buat naik kendaraan, kalau sampai menghirup asapnya pasti langsung pusing," kata Bedty lewat layanan Story Telling bebas pulsa brilio.net di nomor telepon 0800-1-555-999, Rabu (13/1).

Tapi hal itu hilang seiring berjalannya waktu karena ia terbiasa mengendarai atau membonceng sepeda motor. hal itu lantaran, dia harus naik angkot setiap hari karena jarak rumah dengan lokasi sekolahnya sekitar 7 kilometer. Bahkan, awal masuk sekolah di SMP N 1 Playen, Gunungkidul, ia diantar ibunya agar bisa menemani dan membantunya ketika mabuk. Hampir setiap, ia juga mengantongi plastik kresek untuk menampung muntahan akibat mabuk darat.

"Saya merasakan mual di perut saat kendaraan berjalan, menelan air liur pun rasanya pahit banget," terangnya.

Lama kelamaan, ia sadar jika tak bisa selamanya terus merepotkan ibunya. Ia lalu berusaha mencari jalan ke luar agar tak mabuk darat saat menaiki angkot.

Ia mencoba untuk membawa permen agar bisa dimakan saat ada di kendaraan. Lalu, mencoba saran kernet angkot untuk duduk di kursi bagian depan. Meski hanya tujuh kilometer, tapi bagi Bedty yang mabuk darat, waktu itu perjalanan ke sekolah rasanya lama sekali.

Awalnya Bedty masih sering merasakan mual dan muntah, tapi lambat laun rasa itu semakin berkurang. Ia semakin lama sudah bisa menahan rasa mual dan muntah walau rasa pusing di kepala masih muncul. Ketika kelas 3 SMP, ia sudah bisa mengontrol diri sehingga tak mabuk dan mual lagi.

Namun, setelah lulus SMP, ia jarang naik kendaraan roda empat. Hal itu ternyata membuat kebiasaannya mabuk darat kembali kambuh.

"Waktu itu cuma naik mobil 500 meter saja langsung mabuk. Orang-orang juga pada heran kepada saya," terang Bedty.

Lanjut dia, kejadian menyebalkan terjadi kala pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Saat itu ia berangkat bersama salah satu saudaranya yang juga akan merantau. Mabuk darat pun tak bisa ia tahan. Apalagi perjalanan Wonosari-Jakarta terbilang jauh. Bedty bahkan mengatakan sudah tak terhitung berapa kali muntah. Kernet bus sampai mencarikan minyak angin untuknya. Bahkan salah satu penumpang rela untuk memijitnya agar tak lagi muntah.

"Entahlah, apa memang ini sudah bawaan genetik atau gimana, kok nggak bisa hilang. Kalau orang yang nggak merasakan sih melihatnya remeh. Tapi bagi saya yang merasakan, mabuk darat seperti berjuang antara hidup dan mati," pungkasnya.

Cerita ini disampaikan oleh Bedty Wijaya melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!