Brilio.net - Jika kamu penggemar ilmu Informasi Teknologi alias IT, tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan sebuah film animasi karya anak negeri yang mendunia, Battel of Surabya. Ya, film animasi dengan cita rasa Hollywood tersebut adalah salah satu karya dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom Yogyakarta atau STMIK Amikom Yogyakarta.

Belum selesai diproduksi, trailer Battle of Surabaya ini telah mengantongi sejumlah penghargaan. Di antaranya penghargaan bergengsi Hollywood Golden Trailer Awards pada 2014 dan International Movie Trailer Festival pada 2013. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, meski belum rampung diproduksi, film ini telah ditawar oleh produsen film animasi besar dunia, Walt Disney.

Film yang diproduksi di kampus Amikom dengan melibatkan sekitar 180 animator tersebut, ditargetkan mampu meraih keuntungan hingga USD 15 juta atau sekitar Rp 150 miliar. "Keuntungan sebesar itu sudah lebih besar dibanding harga pesawat CN 235," tutur Suyanto kepada brilio.net, Rabu (13/5).

Suyanto mengatakan, pihaknya berencana tidak lagi menggunakan uang SPP sebagai uang operasional kampus, melainakan ia beserta jajarannya akan mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk menjalankan bisnis berbasis IT. Keuntungan dari bisnis tersebutlah yang nantinya akan digunakan untuk operasional kampus.

Sebagaimana diketahui, sebagai Rektor Amikom, Suyanto juga telah memiliki berberpa anak perusahaan berbasis IT yang ada di bawah Amikom. Di antaranya setasiun televisi RBTV, PT GIT Solution, Time Excellindo, Radio MQ FM Yogyakarta, dan Production House MSV Pictures yang memproduksi Battel of Surtabaya.

Ayah dua anak ini mengaku telah menerapkan sebuah kebijakan, di mana setiap mahasiswanya akan mendapatkan sebuah tugas akhir yang nantinya dari tugas akhir tersebut dijadikan sebagai sebuah bisnis berbasis IT. Misalnya, pembuatan sistem keamanan untuk bandara, desain web untuk perusahaan, dan lain-lain.

Bukan sekadar wacana, Suyanto bahkan menunjukkan bahwa berawal dari sebuah tugas kuliah banyak mahasiswa yang akhirnya menekuni bisnis tersebut hingga berpenghasilan puluhan juta rupiah. Salah satunya adalah Yuli Setyawan, progamer yang jasanya digunkan oleh perusahaan luar negeri dan memiliki sebuah rekening online sebesar USD 4.091,08 atau sekitar Rp 53 juta rupiah. "Meski mahasiswa berada di sini, tapi bisnis mereka banyak berada di luar negeri," pungkasnya.