Brilio.net - Warga Kota Bogor, Jawa Barat, mengikuti lomba hormat bendera Merah Putih selama 17 jam, delapan menit dan 45 detik dalam rangka memperingati 70 tahun Kemerdekaan Indonesia.

"Perlombaan ini diadakan bukan semata-mata menguji kekuatan peserta untuk hormat selama 17 jam, tapi kita ingin menanamkan kepada mereka bahwa 17 Agustus adalah tanggal yang sakral sehingga mereka memiliki ikatan batin dengan momen 17 Agustus," kata Ketua Panitia Lomba, Yuzka kepada Antara di Bogor, Senin.

Wali Kota Bogor, Bima Arya juga hadir dalam upacarapembukaan perlombaan ini pada minggu (16/8) pukul 15.00 WIB. Peserta yang berpartisipasi terdiri atas berbagai kalangan baik pelajar, mahasiswa maupun pekerja.

Rencananya, kegiatan ini akan dijadikan agenda yang rutin diadakan setiap tahun untuk memperingati Hari kemerdekaan RI di tingkat Kota Bogor.

Perlombaan ini diadakan oleh media lokal di Kota Bogor dengan tujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme pada peserta dan mengajak masyarakat memaknai bahwa tanggal 17 Agustus merupakan tanggal yang sakral dan penuh perjuangan.

Peserta yang mendaftar perlombaan ini 600 orang, namun yang mengikuti lomba berjumlah 386 orang. Pada waktu ke 15 jam, peserta yang masih bersemangat dan berdiri tegak di hadapan bendera berjumlah 14 orang dengan komposisi 13 orang laki-laki dan satu orang perempuan.

Tak singkat Panitia mengatakan, perlombaan ini telah mempertimbangkan aspek kesehatan bagi peserta karena mereka 17 jam bukan waktu yang singkat untuk berdiri dalam posisi hormat. Sejumlah tenaga medis dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bogor disiapkan untuk berjaga-jaga bila ada peserta yang sakit.

Mereka meyakini bahwa peserta yang telah terdaftar dan menyatakan siap mengikuti lomba merupakan mereka yang sehat secara fisik.

"Pertimbangan medis pasti ada, kita juga melihat peserta yang daftar adalah mereka yang siap secara fisik, karena hal ini juga kita tanyakan kepada mereka sebelumnya," kata Yuzka.

Peserta yang gugur kebanyakan adalah mereka yang mengalami keram pada bagian tangan dan kaki. Selain itu ada juga peserta yang masuk angin pada malam hari dan memutuskan untuk mundur.

"Kebanyakan peserta yang keram di bagian kaki dan tangan, karena posisi hormat yang salah bisa menyebabkan peredaran darah pada bagian tangan berjalan tidak lancar," kata anggota tim medis PMI Kota Bogor, Yusuf Maulana.

Pada Senin pagi suasana semakin ramai. Masyarakat yang hadir bersorak-sorak memberikan dukungan dan semangat untuk para peserta.

Panitia perlombaan telah menyiapkan tiga unit sepeda motor bagi tiga pemenang dan uang tunai untuk peserta lain yang berhasil mencapai waktu yang telah ditentukan.

Pada akhir kegiatan, panitia mengumumkan juara lomba mulai dari juara harapan sampai juara umum. Peserta yang keluar sebagai pemenang merasa senang, namun juga merasa lelah. Kemudian peserta dibawa ke posko kesehatan untuk menerima pertolongan.

Masyarakat yang hadir dan turut memeriahkan perlombaan berharap semangat kemerdekaan tidak hanya dirasakan pada tanggal 17 Agustus, akan tetapi juga semangat kemerdekaan dan rasa nasionalisme ini senantiasa tertanam dalam diri tiap warga negara.

"Semangat nasionalisme jangan hanya pada hari kemerdekaan, tapi juga setiap hari. Karena kita harus menghargai jasa pejuang dalam meraih kemerdekaan yang hasilnya kita rasakan setiap hari," kata Mahasiswi Universitas Pakuan, Siti Juariah.