Brilio.net - Pemerintah dan masyarakat Australia boleh melakukan beragam cara untuk menghentikan hukuman mati dua terpidana kasus Bali Nine Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, yang pelaksanaannya dilakukan Rabu (29/4) dini hari tadi. Dalih mereka karena semata-semata hak asasi manusia.

Seniman Ben Quilty dan beberapa orang penting dari Australia bahkan mengundang warga Sydney untuk berkumpul di Martin Place beberapa minggu lalu untuk menyalakan lilin sebagai kepedulian atas eksekusi mati yang di jatuhkan pada dua terpidana Bali Nine.

Namun, berbeda dengan kebanyakan warga dan pemerintah Australia, jurnalis radio di Australia, Garry Linnell justru mendukung hukuman mati terhadap Sukumaran dan Chan. Pernyataan tersebut diungkapkan dalam program dialog bertajuk Breakfast di saluran radio 2UE 954 News Talk beberapa waktu lalu.

Alasan Linnell mendukung hukuman tersebut, dalam opini yang juga ditulis di canberratimes.com.au, karena sebenarnya masih banyak korban kejahatan hukum lain yang perlu dibela daripada sekadar memperjuangkan dua orang lelaki yang sudah jelas-jelas terbukti bersalah.

Terlebih, kata Linnel dalam opininya, Sukumaran dan Chan telah mengetahui hukuman yang akan didapatkan jika tertangkap. "Hukum di Indonesia begitu soal narkoba. Hukuman maksimal, mati, bagi yang membawa obat-obatan terlarang," ungkapnya.

Dan kalaupun heroin yang mereka bawa berhasil lolos, pastinya barang tersebut akan merusak ribuan hidup manusia. Bayangkan saja jika 8 kg heroin tersebut berhasil dibawa dan dibagikan di sekitar Sydney, pasti para bandar narkoba akan untung besar. Dan pastinya hal tersebut juga akan berdampak buruk pada ribuan jiwa manusia, ucap Linnel.