Brilio.net - Siapa dari generai muda masa kini yang masih sudah berdandan dengan gaya rambut yang satu ini, sanggul tekuk? Pasti sangat susah menemukannya. Ya, gaya rambut sanggul tekuk dan kebaya khas Yogyakarta ini sudah redup sinarnya di tengah kian gemerlap tren fashion.

Kondisi ini mengundang keprihatinan perkumpulan perias pengantin tradisional khas Yogyakarta, Tiara Kusuma, sehingga mereka menggelar acara berbusana kebaya dengan gaya rambut sanggul tekuk secara massal, Kamis (23/4). Event di Sahid Rich Hotel Yogyakarta ini diikuti 1.900 perempuan.

Para peserta yang berasal dari empat daerah di Provinsi DIY, yaitu Sleman, Bantul, Kota Yogyakarta dan Kulonprogo berbondong-bondong hadir dalam acara tersebut dengan mengenakan kebaya sederhana lengkap dengan sanggul tekuk di kepalanya.

Lestarikan rias sanggul, Mbah Mina tampil beda di antara 1.900 wanita

Selama acara tersebut berlangsung, area ballroom tempat acara ini diselenggarakan, penuh dengan wanita bersanggul hitam persis rambut mereka. Hanya satu wanita yang tidak memakai sanggul berwarna hitam, melainkan putih. Hal tersebut menjadikannya satu-satunya sanggul berwarna putih dari 1.900 lebih peserta yang hadir.

Lestarikan rias sanggul, Mbah Mina tampil beda di antara 1.900 wanita

Sanggul putih tersebut dikenakan oleh Irmina Suhartono, warga Pakualaman, Yogyakarta. Bukan tanpa alasan dirinya tampil berbeda dari kebanyakan orang. Sanggulnya warna putih tersebut dipesan khusus olehnya karena rambut asli Mbah Mina, sapaan akrabnya, sudah beruban semua. Sehingga dirinya harus memakai sanggul khusus agar warnanya sesuai dengan rambut aslinya.

"Mbah Irimina ini peserta tertua, jadi untuk sanggulnya pun harus khusus," ujar keluarganya yang juga ikut dalam acara tersebut pada brilio.net. Meski telah berusia 92 tahun, Mbah Irmina masih semangat menjadi peserta karena ingin berpartisipasi dalam pelestarian budaya berkebaya dan sanggul tekuk khas kota kelahirannya itu.