Di tengah teriknya matahari bulan suci Ramadan tentu banyak orang yang malas keluar karena panas. Kebanyakan orang akan memilih berada di rumah yang sejuk sambil bersantai.

Namun hal tersebut tak berlaku bagi nenek satu ini. Di usianya yang sudah renta, nenek ini masih gigih menjajakan dagangannya kepada pengunjung Taman Budaya Yogyakarta.

Mbah Pur namanya, nenek 80 tahun ini setiap harinya akan menggelar dagangannya yaitu berupa buah-buahan di emperan toko buku Taman Budaya. "Ayo dibeli Dik buahnya, salaknya cuma Rp 8.000, jeruk Rp 13.000 atau pepayanya Rp 5.000 saja", begitu cara Mbah Pur menjajakan dagangannya kepada orang yang lalu lalang. Meski begitu hanya sedikit orang yang tertarik, kebanyakan hanya bertanya harga saja lalu tidak jadi membeli.

Kisah pedagang kecil seperti Mbah Pur, mengais rezeki di bulan Ramadan

Hingga pukul 11.00 siang terlihat dagangan Mbah Pur masih terlihat banyak. Sedangkan dia harus mengumpulkan uang setiap harinya untuk kehidupan sehari-harinya. "Saya asli Klaten, sudah 50 tahun merantau di Yogyakarta. Saya di sini tinggal di rumah kontrakan sama anak perempuan saya yang juga jualan," ujar Mbah Pur kepada brilio.net, Selasa (23/6).

"Rumah kontrakan saya itu cuma gedek (terbuat dari anyaman bambu), namun harga sewanya tinggi, bisa sampai sejuta, makanya saya masih jualan buah-buahan. Tapi kalau puasa begini sepi yang beli. Biasanya kalau sore saya ke Pasar Beringharjo jualan pepaya," lanjutnya.

Kisah pedagang kecil seperti Mbah Pur, mengais rezeki di bulan Ramadan

Semangat Mbah Pur memang patut kita contoh. Di usianya yang tidak muda lagi, dia masih semangat mencari rezeki. Bersyukur kita yang masih muda diberi segalanya. Jika sempat lebih bolehlah kita membeli barang dagangan Mbah Pur.