Brilio.net - Omongan yang kurang nyaman didengar seringkali menghampiri telinga Devi Triasari, wisudawan terbaik UNS periode Juni 2015, misalnya "buat apa kuliah, ujung-ujungnya nanti jadi ibu rumah tangga" atau "sudah umur 20 kok belum nikah?". Pendidikan memang belum begitu menjadi prioritas bagi masyarakat tempat Devi tinggal, sehingga perempuan di sana tidak sedikit yang didorong menikah di usia muda, sedangkan laki-lakinya berprofesi menjadi buruh. Tak sedikit yang berkeinginan menjadi tenaga kerja wanita.

Berbagai kicauan itu justru menjadi pelecut bagi Devi untuk terus mewujudkan impian. Sambil mencari-cari beasiswa, lulus dari SMK Devi bekerja di bidang administrasi sebuah perusahaan kontraktor di Magetan. Devi Triasari kemudian berhasil kuliah di UNS Solo. Di kampus itu, dia menorehkan prestasi luar biasa dengan meraih IPK 3,99 saat diwisuda pada Juni 2015 lalu. Kini dia bersiap melanjutkan master di luar negeri. "Setelah ramai kemarin wartawan pada datang ke rumah, warga akhirnya mulai pada melek bahwa pendidikan itu penting," tutur Devi pada brilio.net pada Rabu (10/6).

Alasan perempuan 23 tahun ini punya tekad untuk sekolah di pendidikan tinggi, meskipun kedua kakaknya tidak sampai sekolah menengah, adalah ingin menaikkan harkat keluarga. "Kakak pertama yang perempuan baru-baru ini jualan, kalau kakak kedua laki-laki jadi buruh. Siapa lagi yang bisa mengangkat kehidupan keluarga?" ujarnya. "Kalau kuliah kan cari kerja jadi lebih mudah."

Selain itu, perempuan lulusan administrasi bisnis ini ingin menghadirkan kesadaran pada orang-orang sekitar bahwa pendidikan itu penting. "Pendidikan itu bukan cuma untuk cari kerja tapi untuk meningkatkan taraf hidup, manfaatnya luas. Kan cuma yang kuliah yang paham pendidikan itu penting."

 

BACA JUGA:

7 Hal menyedihkan yang hanya bisa dirasakan orang-orang cerdas

Hikmah si kakek tua buat gadis cerdas ber-IPK 3,7 

Dahsyat, bocah ini menangkan AMI Awards berkat tembang Walang Kekek

Hafit, bocah SD yang kayuh sampan 2 jam seberangi lautan ke sekolah 

Bocah SD jualan gorengan demi menghidupi ibu dan kakak, salut!

Luna si kuda pustaka keliling 3 desa di Gunung Slamet pinjamkan buku 

Anak tukang tambal ban ini hanya butuh 16 bulan hafal al quran 30 juz

Sri Lestari, penderita paraplegia dengan semangat membara