Brilio.net - Banyak anak muda zaman sekarang yang sangat suka melahap makanan cepat saji. Selain karena penyajiannya yang cepat, makanan ini juga lezat di lidah. Meski begitu, makanan ini seringkali tidak baik untuk kesehatan.

Sama seperti anak muda pada umumnya, Budi Cahyono, lulusan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogjakarta, juga menyukainya. Karena tahu makanan itu tidak baik untuk kesehatan, Budi kerap menahan hasratnya untuk melahap makanan itu sering-sering.

Akhirnya, demi bisa sering-sering makan makanan favoritnya, dia mencoba membuat sendiri makanan itu dengan bahan-bahan yang sehat. Pertama kali yang dia coba adalah burger. Budi mengganti rotinya dengan nasi. Ternyata rasanya lebih Indonesia dan perut lebih kenyang. Uji coba pertamanya ini mengilhaminya untuk berbisnis burger nasi.

Sarjana matematika tekuni bisnis burger nasi warna-warni, top!
Budi terus berpikir untuk mendapatkan resep terbaik burger yang benar-benar bercita rasa Indoenesia. Menurutnya mengganti roti dengan nasi belum cukup. Harus ada komponen lain yang diganti juga.

Setelah beberapa kali bereksperimen, Budi akhirnya menemukan cara yang pas untuk membuat burger yang rasanya sangat Indonesia dan sehat tentunya. Nasi yang digunakan dibuat warna-warni dengan pewarna alami. Nasi ungu dari tela ungu, nasi kuning dari wortel, nasi hijau dari brokoli, dan varian yang terakhir adalah nasi merah dari beras merah.

Tak tanggung-tanggung, demi mendapatkan nasi yang bertekstur lembut dan tak mudah keras, Budi rela repot-repot memasak nasinya dengan cara tradisional. "Bikin nasinya nggak pakai rice cooker tapi pakai semacam dandang. Jadi lama dan agak ribet bikinnya," ungkapnya.

Selain daging, Budi juga memerhatikan detail dari daging yang digunakan. Rasa Indonesia bisa didapatkan dengan mencampurkan cacahan daging dengan tempe. Komposisi tempenya yang diperbanyak. Kemudian dibuat seperti perkedel tapi lebih renyah.

Burger lokal yang hanya dibanderol Rp 9.500 ini mendapat respons positif dari pasar. Rasa yang sangat lokal dan sehat menjadi daya tarik tersendiri terhadap burger lokal ini. "Banyak yang datang langsung bahkan ngesms atau bbm minta pesan antar. Jadi setiap hari burgernya habis terjual," tutur Budi.