Brilio.net - Ada satu pengamatan yang menonjol dan menyita perhatian ilmuwan astronomi dunia. Tahun 1006, bintang baru yang bersinar begitu cemerlang tiba-tiba muncul di kegelapan malam. Seorang ilmuwan astronomi muda dari Kairo mengungkapkan hal itu. Bukunya yang mengulas kejadian itu menjadi rujukan utama astronom di seluruh dunia.

Ali Ibnu Ridwan atau disebut Ibnu Ridwan yang ketika itu berumur 18 tahun menjadi salah satu saksi peristiwa astronomi amat dahsyat pada awal abad XI, yaitu Supernova. Peristiwa meledaknya bintang di galaksi hingga memancarkan energi yang sangat besar itu terjadi pada 30 April 1006 M atau 17 Sya'ban 396 H.

Dikutip brilio.net dari buku "Ilmuwan-ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern", Jumat (19/6), Ibnu Ridwan merupakan satu-satunya saksi fenomena tersebut bisa menggambarkan secara akurat.

"Matahari pada hari itu terletak 15 derajat Taurus dan bintang baru tersebut di 15 derajat Scorpio. Penampakannya berupa benda langit yang besar, dua setengah sampai tiga kali lebih besar daripada Venus. Langit bersinar karena cahayanya.

Intensitas cahayanya sedikit lebih besar sedikit dari pada seperempat intensitas cahaya bulan. Benda itu tetap berada di tempatnya dan berpindah setiap hari mengikuti tanda zodiaknya sampai matahari berjarak 60 derajat dengan benda itu di Virgo, ketika benda itu menghilang dengan cepat."

Begitu sepenggal deskripsi Ibnu Ridwan tentang Supernova yang ia saksikan sendiri.

Pengalaman melihat Supernova yang berjarak 7.000 tahun cahaya dari Bumi itu membuat Ibnu Ridwan mempelajari ilmu astronomi dan astrologi. Padahal pada saat itu ia baru saja memasuki bangku kuliah kedokteran.

Berkat ketekunan yang sangat tinggi, Ibnu Ridwan kemudian menjadi seorang astronom besar dan terkenal pada abad XI. Salah satu mahakarya yang dihasilkan olehnya adalah merekam peristiwa-peristiwa astronomi penting selama hidupnya.

Buku tentang Supernova 1006 yang ia buat menjadi acuan para ahli sejarah dan astronomi untuk mendapatkan informasi tentang peristiwa itu. Karyanya begitu berpengaruh terhadap peradaban Barat hingga abad ke-16. Itu berarti pemikiran Ibnu Ridwan mampu bertahan berabad-abad lamanya.