Brilio.net - Di tengah maraknya pemberitaan menurunnya minat menjadi kepala sekolah apalagi di sekolah berkebutuhan khusus, Kadiyono (46), tampil sebagai pembeda. Dia malah dengan senang hati menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah luar biasa (SLB) di Kendal, Jawa Tengah.

Kadiyono mengaku, menjadi kepala sekolah SLB tersebut adalah bentuk pengabdiannya terhadap dunia pendidikan. Baginya anak berkebutuhan khusus juga perlu mendapatkan pendidikan

"Kita nggak boleh membeda-bedakan. Mereka juga berhak mendapat pendidikan. Walau memang untuk praktiknya lebih susah dan kami para pengajar dituntut untuk lebih sabar menghadapi mereka," ujarnya kepada brilio.net Rabu (12/5).

Setiap harinya Kadiyono harus dihadapkan dengan berbagai macam anak dengan Kebutuhan khusus. Tapi semua itu dijalaninya dengan ikhlas dan senang hati tanpa ada beban walau tanggungan perkerjaannya sudah banyak.

"Mengajar anak-anak yang autis, tuna netra, down syndrome, tuna daksa, grahita, tuna wicara, tuna rungu harus sabar. Saya anggap mereka anak sendiri. Saya kadang terharu sampai menangis melihat penderitaan mereka," katanya lagi.

Kadiyono juga sering mendampingi anak-anak SLB tersebut dalam ajang kreativitas untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan serta memotivasi anak-anak tersebut. Harapannya suatu saat nanti SLB yang dipimpinnya tersebut dapat semakin maju dan dapat membantu banyak anak berkebutuhan khusus.