Brilio.net - Media sosial dua hari lalu diramaikan oleh postingan seorang santri Pondok Pesantren Al Payage Angkasapua Papua bernama Abdul Wahab. Wahab mengunggah fotonya sedang mengobati dan memberi makan seekor anjing. Banyak respon yang berdatangan baik yang pro maupun kontra dengan apa yang dilakukannya. Tercatat tak kurang dari 1.800 komentar yang muncul di foto yang diunggah pada Sabtu (9/4) lalu.

Baca: Foto santri suapi anjing telantar ini menyentuh hati, keren!


Satu hari setelahnya, Wahab berinisiatif untuk memberikan klarifikasi kepada sebagian masyarakat yang memandang keliru perbuatannya, sebab anjing adalah hewan yang dihukumi najis. Dia menjelaskan kronologi bagaimana dirinya berinisiatif menolong dan bagaimana kondisi anjing tersebut.

abdul wahab  © 2016 brilio.net






Berikut petikan penjelasan Wahab, yang dilansir brilio.net dari akun Facebooknya, Senin (11/4):

"Skedar cerita, smoga tidak ada lagi yang menuduh saya Libral, Kapir , bahkan sampe dituduh menghina Agama Islam dll. Wlpun saya sendiri sebenarya tidak masalah dengan lebel" itu. Saya udah kenyang juga dengan tuduhan macam itu," tulisnya sebagai paragraf pembukanya.

Lebih lanjut Wahab menulis,

"Sabtu (9/04/2016 ).Seperti biasa , setiap pagi saya menghabiskan waktu di dapur pesantren Pon Pes Al Payage Angkasapua Papua untuk menyiapkan sarapan buat anak anak papua yang mondok di sini.

Pagi tadi pas saya sedang berjalan di samping dapur, saya melihat ada seekor anjing yang mondar mandir di depan pesantren dengan penuh luka dan sperti sangat kelaparan.

saya kemudian langsung membawa anjing itu kedalam Pondok untuk melihat luka yang di derita anjing tersebut dan langsung memberinya makan. Saya juga sempat menyuapi makan anjing itu. karna saya lihat untuk sekedar menundukan kepalanya anjing tersebut kesusakan karna ada bebrapa luka di skitar leher.

saya melakukan hal itu karna yang saya tahu dari apa yang saya pelajari dari para Ulama " Islam mengajarkan kepada setiap umatnya agar selalu berbuat baik, baik itu terhadap sesama manusia bahkan hewan sekalipun, termasuk kepada anjing yang sperti kita ketahui sebagai hewan yang najis.

Walaupun Anjing itu najis, bagi saya bukanlah sebuah maslah. sudah jelas para ulama" dalam kitab fikih sudah menyediakan sebuah solusi untuk membersihkan sesuatu yang terkena najisnya anjing, baik dalam kitab Safinah Fathul bari dll,"

Di statusnya ini juga berisi jabaran panjang tentang bagaimana Islam memosisikan hewan berkaki empat tersebut. Dia menggambarkan keadaan di daerahnya, Papua, bahwa keberadaan anjing sangat lumrah. Mereka bahkan kerap menjadi teman manusia di sana.

"Sudah barang tentu, papua bukan sperti daerah lainya, keberdaan anjing di papua sudah barang lumrah, sehingga mau tidak mau saya juga sering berinteraksi dengan hewan ini.

bahkan ada satu anjing di daerah Wamena Jayawijaya yang terkadang suka menemani perjalnan dakwah saya.

saya menyadari tentang apa yang saya lakukan tadi pagi. saya menguplod foto tersebut bukan bermaksud apa apa, saya hanya ingin memberi pesan disaat ada bebrapa orang yang dengan tega menyiksa binatang.

dalam foto diatas saya tulis bahwa 'puncak dari agama adalah cinta'. karna itu yabg saya tahu dari para ulama ulama NU. Terhadap binatang saja kita harus berbagi cinta dan kasih sayang, apalagi terhadap sesama.

memang sangat disayangkan, belakang muncul sekelompuk orang yang mengatasnamakan agama tapi justru membuat teror di mana mana. padahal Kanjeng nabi muhammad sendiri mewanti" agar kita selalu berpilaku baik.

Islam mengajarkan kepada setiap umatnya agar selalu berbuat baik, baik itu terhadap sesama manusia bahkan hewan sekalipun, termasuk kepada anjing yang oleh sebagian besar umat Muslim dikatakan sebagai hewan yang najis.

Ingat, haramnya anjing itu bila dikonsumsi. Lalu bagaimana bila kita mendapati anjing yang kondisinya mengenaskan dan kelaparan di jalanan, apa yang harus kita lakukan? Tentu saja yang harus kita lakukan adalah menolong dan memberi makan anjing tersebut lantaran hal ini akan menjadi sebuah amal shalih yang bisa saja menghapuskan dosa-dosa kita,"

Menurut kamu sendiri bagaimana sobat brilio?