Brilio.net - Tiada kata atau bahasa di dunia ini yang bisa disusun tanpa menggunakan abjad. Bila berubah letaknya maka berubah pula makna yang dikandungnya. Dan jika susunannya tidak tertib, maka tidak mempunyai arti sama sekali. Kamu saja pasti sekarang sedang membaca tulisan yang semuanya berasal dari ratusan abjad, ya kan?

Abjad latin atau yang biasa kita kenal dengan alfabet yang berjumlah 26 huruf tersebut bentuknya sangat sederhana. Tetapi nilainya tidak terhingga buat kehidupan kita. Lalu, bagaimanakah sejarah huruf alfabet dapat terbentuk?

Dilansir brilio.net dari history, Jumat (29/5), sejak 7.000 tahun yang lalu orang sudah mengetahui cara menulis pesan dengan menggunakan gambar atau yang disebut dengan simbol-simbol piktograf.

Perkembangan cara berkomunikasi melalui tanda dan gambar pun berkembang terus. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan piktograf sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari piktograf hingga ideograf, berupa simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain.

Perkembangan selanjutnya adalah dibuatnya alfabet Phoenician yang diperkenalkan pada tahun 1300 SM. Alfabet ini terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Sebagai contoh, huruf pertama dari alfabet Phoenician berupa gambar sederhana dari kepala banteng, yang dalam bahasa mereka disebut Aleph, dan kemudian kata ini mewakili bunyi dari huruf 'A'.

Bangsa Yunani kemudian mengadaptasi sistem alfabet ini ke dalam struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris. Perkembangan yang terpenting dari sistem alfabet ini adalah penerapan pola membaca dari arah kiri ke kanan.

Sistem alfabet kemudian terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang. Huruf Roman atau yang sering kita sebut sebagai huruf latin memiliki jumlah 26 huruf yang diterapkan sejak abad pertengahan dan digunakan sebagai alfabet dalam bahasa Inggris kontemporer.