Brilio.net - Pernah dengar kata-kata dari pujangga William Shakespeare yang berbunyi 'apalah arti sebuah nama?' Kalau dilihat dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa bagi Shakespeare, nama bukanlah hal yang penting.

Kata-kata tersebut nampaknya tidak berlaku bagi sebagian orang, buktinya banyak di antara mereka yang memilih mengganti nama dengan berbagai alasan. Mengganti nama di sini yang dimaksud bukan nama beken lho, misalnya Yuli Rahmawati jadi Julia Perez. Bukan itu, tapi benar-benar mengganti namanya dengan resmi dan dicatat oleh negara.

Nah berdasarkan bincang-bincang dengan Nirmayanti Wening Prasasti, seorang pegawai Pengadilan Negeri Jumat (9/10), kali ini brilio.net bakal mengulas apa saja sih sebenarnya alasan orang mengganti nama mereka

1. Merasa Malu
Ada juga yang merasa malu karena memiliki nama yang tidak sesuai jenis kelaminnya. Menurut Nirmayanti, ini adalah alasan paling tidak kuat di antara alasan-alasan lainnya. Walau begitu banyak kasus seperti ini terjadi di Pengadilan Negeri. Kendati demikian tidak semua pemohon ganti nama dikabulkan. "Pernah ada suatu kasus, cowok minta ganti nama karena namanya Dian. Itu nggak kami kabulkan karena cowok dengan nama Dian itu sudah biasa," ujar Nirma.

Pernah juga Nirma menerima kasus seorang pria bernama Vera ingin mengganti namanya. Sidang sempat ditunda berkali-kali namun akhirnya dikabulkan karena si pemohon sangat ngotot dan lelah dengan ejekan orang-orang.

2. Namanya identik dengan agama yang tidak dianutnya
Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang memutuskan untuk pindah agama. Mereka akan mengganti nama dengan nama yang identik dengan agama yang dianutnya sekarang. "Misalnya dari suatu agama, dia pindah ke agama Islam. Nah, mereka biasanya akan ganti nama dengan nama-nama yang mencerminkan Islam seperti Muhammad, Ahmad, dan lain sebagainya. Begitu juga mereka yang pindah ke Katolik, juga banyak yang ingin menambahkan nama baptisnya dalam akta," lanjut Nirma

3. Permasalahan keluarga
Permasalahan keluarga kok bisa sampai ganti nama, bagaimana ceritanya? Walaupun kasus ini masih jarang namun memang ada orang-orang yang ingin mengganti nama karena latar belakang keluarganya yang buruk.

Nirma pernah menangani suatu kasus ketika seorang pria datang ke Pengadilan Negeri dan memohon agar namanya yang sama dengan nama ayahnya diganti. "Jadi dulu cowok itu ditinggal pergi ayahnya sejak bayi, dia nggak mau menyandang nama ayahnya. Sampai nangis-nangis dulu minta ganti," kenang Nirma

4. Namanya ternyata memiliki arti yang buruk
Memberi nama anak memang harus hati-hati, jangan mentang-mentang kedengaran bagus lalu asal digunakan. Lebih baik cari artinya dulu. "Kasus seperti ini juga sangat sering terjadi, kebanyakan karena orangtuanya nggak cari tahu dulu sebelumnya, kalau ingat kasus yang satu ini bikin saya geli. Jadi ada seorang ibu yang datang untuk ganti nama putranya yang dinamai Razani. Eh ternyata artinya adalah buah zakar lelaki!" kata Nirma sambil ketawa geli.

5. Namanya berbau politis
Kasus yang satu ini juga tidak pernah dilupakan Nirma. Lelaki yang dinamai Gempur Soeharto oleh ayahnya ini ternyata lahir sebelum Presiden Soeharto lengser. Ternyata ayahnya adalah seorang aktivis mahasiswa yang menentang pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Terlalu dirasa memiliki muatan politis pada akhirnya si Gempur Soeharto pun mengajukan pemohonan penggantian nama.

6. Ingin menambahkan nama belakang suami
Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang memiliki mertua atau suami terpandang. Pergantian itu biasa dilakukan untuk mengangkat derajat si istri. "Kasusnya sama kayak Nia Ramadhani itu, jadi pakai nama suami dan mertuanya," terang Nirma

7. Sering sakit-sakitan
Dari semua alasan, sering sakit-sakitan adalah alasan yang paling sering digunakan untuk ganti nama. Biasanya si anak dianggap keberatan nama sehingga tidak kuat dengan beban hidup. Aduh, kok berat banget kelihatannya ya? "Sebenarnya saya juga nggak ngerti apa kaitannya sering sakit dan ganti nama, ya mungkin itu kepercayaan sih. Tapi ada juga lho yang sampai ganti nama dua kali masih sering sakit," cerita Nirma dengan nada heran. Ehem, saran brilio sih mungkin lain kali kalau sakit ke dokter aja dulu ya jangan buru-buru ke Pengadilan Negeri.