Brilio.net - Kehadiran anak menjadi momen yang paling-paling ditunggu dalam rumah tangga. Apalagi ini merupakan anak pertama, tentunya setiap suami akan bersikap mesra dan tanggung jawab terhadap istrinya.

Namun hal tersebut tidak terjadi pada Tika (nama samaran). Dalam keadaan hamil 8 bulan, dia harus menerima kenyataan pahit bahwa suaminya yang selama ini dia bangga-banggakan adalah seorang homoseksual.

Perkenalan Tika dan suaminya berawal dari perjodohan orang tua. Kebetulan mereka tinggal di satu kampung di Padang, Sumatera Barat. Mereka menjalani hubungan jarak jauh karena sang suami merantau ke Jogjakarta. Setelah menjalin hubungan hampir 2 tahun, Tika dan suaminya memutuskan untuk menikah dan tinggal di Jogjakarta pada tahun 2012.

Baru seminggu menikah, prahara sudah mendatangi rumah tangga Tika. Wanita berusia 28 tahun ini menemukan sms tidak mengenakkan dari handphone suaminya.

"Sms pertama datang dari cowok, sebut saja namanya A, isinya tuh nanyain kapan ke rumahnya," tutur Tika kepada brilio.net melalui layanan telepon bebas pulsa 0-800-1-555-999. "Setelah itu ada sms lain tapi dari cowok yang berbeda, isinya juga mesra-mesraan begitu."

Tika yang tidak tahan akhirnya menanyakan perihal sms tersebut kepada suaminya dengan nada baik-baik. Namun suaminya malah marah-marah dan mengatainya terlalu ikut campur urusannya.

Tika awalnya bersabar karena saat itu dia sedang hamil. Tiap malam dia menangis dan tidak mau seranjang lagi dengan suaminya. Puncaknya saat kandungannya berusia 8 bulan, dia sudah tak tahan dan menanyakan orientasi seksual suaminya. Baru dari situ suaminya mengaku bahwa dia adalah seorang homoseksual.

Tak terima dengan hal tersebut, Tika segera lari dari rumahnya dan memilih tinggal bersama adiknya di Jakarta. Rencananya Tika akan melahirkan anaknya di sana. Sempat suaminya mengajak rujuk, namun pintu hati Tika sudah tertutup karena sudah merasa trauma.

Tika sudah berniat meminta cerai sesaat setelah anaknya lahir. Namun suaminya tidak mau dan malah menyuruhnya mengurus sendiri. Dia juga sudah menceritakan keadaan suaminya kepada mertua, namun mertuanya justru tidak percaya jika anaknya seperti itu.

"Saya pusing mengurus perceraian ini karena harus diselesaikan di Padang. Sementara saya malu pulang ke kampung, apalagi bawa anak. Saya tidak mau anak saya dikatain macem-macem tentang ayahnya," tandas Tika.

Cerita ini disampaikan oleh Tika melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.