Brilio.net - Bagi beberapa anak perempuan, momen kedekatan bersama ayah adalah hal yang sangat membahagiakan dan memiliki kesan tersendiri. Bisa akrab dan melewati hari-hari dengan bersama ibu dan ayah memang menjadi momen mahal yang tidak dapat dibeli oleh apapun. Hal itu juga diakui oleh Angel (38).

Lahir sebagai anak dari seorang penulis naskah film yang membuat masa-masa kecil Angel dihabiskan dengan berbagai pementasan yang dilakukan oleh ayahnya. Angel yang merupakan anak pertama dari 4 bersaudara ini sangat dekat dengan sang ayah dan sering ikut saat ayahnya bekerja atau pentas diluar kota.

"Beliau pernah berpesan kalau hidup ini sebenarnya panggung sandiwara dan di kehidupan nyata kadang kita harus berperan sebagai orang lain dan merasakan penderitaan orang tapi karena masih kecil dulu saya belum paham," cerita Angel kepada brilio.net melalui layanan storytelling, Minggu (25/10).

Pesan yang sering disampaikan ayahnya semasa hidup itu selalu diingat oleh Angel. Di usia yang saat itu masih begitu muda, Angel tidak begitu mengerti pesan yang disampaikan oleh ayahnya sampai sang ayah meninggal dunia. Setelah ayahnya meninggal, barulah satu persatu dari pesan ayahnya itu mulai terlihat. Pengalaman itu bermula pada tahun 2006 perampokan berkedok taksi sedang marak-maraknya di Indonesia khususnya di Jakarta.

Angel sempat menjadi salah satu korbannya. Kejadian yang selalu membekas di ingatannyakejadian pada bulan Juni 2006. Saat itu Angel  yang tinggal di Kebayoran sedang menuju  rumah sakit Jakarta.

"Rumah sakit yang jaraknya cukup jauh akhirnya saya milih pakai taksi sore itu, saya menghentikan satu taksi yang berwarna biru yang awalnya saya pikir adalah blue bird dan ternyata itu ternyata itu adalah taksi yang berisi gerombolan perampok," ujar wanita yang berwajah oriental ini.

Memiliki tinggi 167 dengan kulit putih dan wajah oriental membuat  pencuri yang berada didalam taksi semakin yakin bahwa Angel adalah anak orang kaya. Taksi itu pun putar-putar dan tidak kunjung tiba di tempat tujuan Angel.

Sadar dalam kondisi bahaya, Angel pun mulai panik. "Hari mulai gelap dan tiba-tiba mobil berhenti dan dua orang pria masuk ke odalam taksi saya, kemudian sopirnya mengarahkan mandau (senjata khas suku dayak) ke arah saya sambil mengancam saya," lanjut Angel.

Taksi kemudianberputar-putar di daerah Monumen Nasional sambil mencari atm BCA yang kosong sampai jam 11 malam. Melihat kondisi tersebut Angel mencoba untuk tidak panik, pada saat yang bersamaan Angel ingat pesan ayahnya bahwa hidup ini adalah panggung sandiwara. Angel pun memulai sandiwaranya.
 
"Saya mengaku nama saya Siti dan saya bilang kalau saya baru di PHK dan mau ke rumah sakit buat pinjem duit sama teman saya dan untungnya tas saya robek jadi pas narik dompet saya sengaja menjatuhkan kartu kredit saya," lanjut Angel.

Angel pun menjalankan perannya dengan mengaku nama Siti dan baru kena PHK dan berasal dari keluar miskin dan tidak memiliki apa pun dan baru saja berada di Jakarta. Pencuri itu pun mengambil semua uang yang ada di dompet. Karena telah terbiasa menyaksikan orang pentas seni peran, Angel pun menjalankan perannya sebagai orang miskin dan akhirnya perampok itu percaya dan tidak melukai Angel sama sekali.

Setelah berputar-putar, Angel dilepas oleh para perampok tersebut. Mereka percaya kalau Angel orang miskin. Para perampok percaya dengan sandiwara yang dimainkan Angel, kalau dia adalah orang miskin." Si perampok bilang kalau jangan pernah naik taksi dengan nomor polisi itu lagi, mereka juga bilang kenapa ya kita ditakdirkan hidup jadi orang susah, rampoknya yang tadinya mau bunuh saya setelah tahu saya orang miskin dia malahh curhat gimana susahnya jadi orang miskin," cerita wanita keturunan Sunda ini.

Lepas hari itu, Angel baru pertama kalinya merasakan bahwa kemampuan seni peran ada untungnya. Pilihannya menjalankan peran orang miskin dengan nama Siti dan merasa senasib dengan perampok itu membuat perampok itu merasa iba dengan kondisi kehidupan sebagai Siti yang diperankan oleh Angel.

"Akhirnya saya sadar bahwa pesan papa kalau hidup ini panggung sandiwara seperti yang ayah bilang kita harus mampu memainkan peran dan kadang di kehidupan nyata mampu berlakon di depan orang juga ada manfaat positifnya, jangan panik saat menghadapi perampok," tandas salah satu sekretaris perusahaan kontraktor yang ada di Jakarta.

Cerita ini disampaikan oleh Angel melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapa pun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.