Brilio.net - Kebiasaan membunyikan sendi hingga berbunyi 'kretek-kretek' hampir dilakukan oleh semua orang. Bahkan ada yang bisa membunyikan tulang pada berbagai sendi tangan dan kaki. Untuk sejenak, rasa kaku dan pegal yang dirasakan bisa hilang dan tercipta suatu kepuasan tersendiri. Biasanya akan terpancar wajah yang lega dan rileks, ya nggak? Tapi amankah melakukan kebiasaan tersebut?

Secara teknis sebenarnya meregangkan otot hingga mengeluarkan suara tidak berbahaya. Namun, jika hal itu dilakukan secara rutin, maka lain lagi ceritanya. Sebelumya menurut ahli chiropractik, di New York, Amerika Serikat, Dr Christopher Anselmi bahwa persendian tersusun dari ligamen, tendon, dan struktur jaringan yang lembut dan makin lama bisa aus jika terlalu sering 'dikretek'. Jika persendian tidak sesuai dengan posisinya, maka bisa menyebabkan kerusakan prematur (klik di sini).

Suara 'kretek' yang kamu dengar saat meregangkan otot memang terkadang menakutkan sehingga kadang dikira patah tulang. Sebenarnya suara itu berasal dari persendian yang mengandung banyak cairan dan gas seperti nitrogen dan karbondioksida. Ketika cairan tertekan dan ada dorongan di persendian, gas akan keluar dan menghasilkan suara 'kretek'.

Seperti dilansir brilio.net dari health, Selasa (22/12), jika kita mengambil gambar x-ray dari sendi tulang tepat setelah kita 'mengkreteknya', akan terlihat kilatan terang flash seperti kembang api yang meledak di sendi. Flash tersebut berasal dari gelembung gas yang terbentuk di sendi dan dengan sinkronisasi ultrasound dengan audio, ahli radiologi menemukan bahwa suara 'kretek' di sendimu memang disebabkan gelembung gas.

"Interval antara suara yang kamu dengar dan flash yang kamu lihat di USG adalah 10 milidetik," kata pemimpin peneliti Dr Robert Boutin, seorang profesor radiologi di University of California.

Boutin menjelaskan ada beberapa teori selama bertahun-tahun dan cukup banyak kontroversi tentang apa yang terjadi di sendi ketika retak. Tapi para peneliti yakin suara 'kretek' dan kilatan flash pada USG terkait dengan perubahan dinamis gelembung gas di sendi.

Untuk mempelajari fenomena tersebut, ahli radiologi meminta 40 orang, berusia 18 hingga 63 tahun untuk meregangkan jari-jari mereka sebanyak 400 kali. Peserta tersebut termasuk 30 orang dengan riwayat kebiasaan mengkretekkan jari dan 10 yang tidak biasa 'mengkretek' buku-buku jari mereka.

"Mungkin ini sebabnya orang merasa lebih baik setelah 'mengkretek' buku-buku jari. Karena adanya perasaan lega dari ketegangan yang disebabkan oleh gas terlarut dalam cairan sendi," terangnya.

Namun, Boutin menambahkan penelitian ini tidak dibentuk untuk memeriksa apakah buku jari yang 'dikretek' akan menyebabkan kerusakan jangka panjang untuk sendi.

"Setiap bahaya jangka panjang atau manfaat harus dipelajari dengan cara yang berbeda," ujarnya.

Sementara, menurut ahli ortopedi yang meneliti tangan para peserta menemukan bahwa 'mengkretek' buku jari tidak menimbulkan bahaya yang jelas. Mereka tidak menemukan pembengkakan atau kerugian pada orang yang 'mengkretek' jari dengan kuat dibandingkan mereka yang tidak biasa 'mengkretek' buku jarinya. Selain itu, para peneliti juga menemukan buku-buku jari malah cenderung menikmati peningkatan yang signifikan dalam rentang gerak setelah 'mengkretek'.