Brilio.net - Mpu atau Empu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) punya makna gelar kehormatan. Gelar Empu biasanya digunakan untuk para tokoh yang sangat ahli dalam bidangnya dan sudah mengabdikan seluruh waktunya dalam keahlianya tersebut.

Nah, nyadar nggak, empu yang kita kenal selama ini hanyalah melalui cerita dan buku-buku sejarah di antaranya adalah Empu Tantular dan Empu Gandring. Ya kan?

Namun tahukah kamu, ada seorang wanita yang ternyata juga diberi gelar empu oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) karena pengabdianya untuk anak-anak dalam membuat lagu. Wanita yang memiliki nama lengkap Saridjah Niung Bintang Soedibjo ini terkenal sebagai seorang pencipta lagu anak-anak yang handal pada zaman dulu.

Beliau lahir pada tanggal 26 Maret 1903 dan wafat pada tahun 1993 dalam usia 85 tahun. Wanita keturunan Jawa ini sangat mahir bermain biola dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

Saridjah mulai terjun ke dunia musik pada tahun 1927. Diawali dengan menjadi penyiar di Radio NIROM (Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij), atau dalam Bahasa Indonesia adalah Maskapai Siaran Radio Hindia-Belanda) yang semenjak kemerdekaan tahun 1945 diubah namanya menjadi Radio Republik Indonesia (RRI).

Beliau tergerak untuk menciptakan lagu-lagu anak karena melihat kondisi anak-anak pada masa penjajahan yang sepertinya kurang bergembira. Jiwa nasionalisnya yang kuat membuat beliau menciptakan lagu-lagu anak dalam Bahasa Indonesia.

Tercatat pada tanggal 11 September 2008, 480 lagu anak-anak Indonesia yang telah diciptakan Saridjah diapresiasi oleh MURI yang kemudian mendapatkan gelar Empu lagu anak-anak Indonesia. Lagu yang bersemangat dan ceria merupakan karakter dari beberapa lagu buatan Saridjah.

Kemahiran Saridjah di bidang musik, terutama dalam hal bermain biola dipelajari dari ayah angkatnya, JF Kramer. Pria bergelar profesor dan doktor itu adalah seorang pensiunan Wakil Ketua Hoogerechtshof (Kejaksaan Tinggi) di Jakarta pada masa itu. Selanjutnya Kramer menetap di Sukabumi dan mengangkat Saridjah sebagai anak.

Kramer adalah seorang Indo-Belanda beribukan keturunan Jawa ningrat. Latar belakang inilah yang membuat Saridjah dididik untuk menjadi patriotis dan mencintai bangsanya.

Selepas mempelajari seni suara, seni musik dan belajar menggesek biola hingga mahir dari ayah angkatnya, Saridjah melanjutkan sekolahnya di Hoogere Kweek School (HKS) Bandung untuk memperdalam ilmunya di bidang seni suara dan musik. Setelah tamat, ia kemudian mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS).

Dari situlah titik tolak dasar Saridjah untuk mulai mengarang lagu. Pada tahun 1927, ia menjadi Istri R Bintang Soedibjo, dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo.

Namun sayang, industri musik untuk anak-anak sejak tahun 2000-an mulai mati suri. Giliran lagu-lagu remaja dan dewasa membanjiri industri musik Indonesia. Lagu-lagu untuk anak seolah hilang tertelan bumi, dan anak di era itu krisis mengenal lagu-lagu untuk usianya.

Sungguh miris memang bila mereka saat ini lebih menyukai lagu cinta orang dewasa. Itulah kondisi yang terjadi di dunia anak-anak sekarang, kurangnya lagu yang pas untuk usia mereka.

Kamu masih ingat lagu favoritmu waktu masih kecil?