Brilio.net - Seiring berkembangnya teknologi, kini handphone seperti menjadi sebuah kebutuhan bagi semua lapisan masyarakat. Imbas dari peningkatan penggunaan handphone, tentu masalah yang berkaitan dengan gangguan menjadi sering terjadi. Nah, di sini peran operator call center yang menjadi garda depan pemecahan masalah yang berkaitan dengan gangguan operator seluler. Begini suka-dukanya jadi operator call center.

Ines Faradina (24), seorang mantan operator call center di salah satu perusahaan outsourcing yang bekerja sama dengan operator seluler menuturkan ceritanya kepada brilio.net, Kamis (26/3). Menurutnya kerja jadi operator call center khususnya buat cewek tuh banyak banget suka dukanya.

Bukan tanpa alasan Ines mengatakan demikian, karena menurutnya banyak laki-laki iseng yang suka menggoda para operator cewek. "Banyak kok yang suka ngomong mesum, ngomong kotor, tanya hal-hal nggak penting dan itu berulang-ulang," katanya.

Selain itu, banyak pula yang nelpon cuma buat ngetes, tanya macam-macam. "Serba salah, padahal dari perusahaan dikasih waktu berapa menit buat handle 1 costumer. Kalau di-cut di tengah-tengah mereka nyalahin kita, bilangnya nggak sabaran," sambungnya.

Sebagai garda depan perusahaan, tak jarang dia dan teman-temannya menjadi sasaran kemarahan pelanggan yang tidak puas. "Padahal di sini kita juga patuh pada aturan perusahaan, selain tentunya tujuan utamanya menyelesaikan gangguan yang dialami pelanggan seluler," tambah gadis berkerudung itu.

Dan yang paling memberatkan, menurutnya justru ketika itu ada aturan bahwa kalau telat login maka akan terkena potong uang kehadiran sebesar Rp 200.000. Kini denda semacam itu sudah dihilangkan.

"Seumpama kita masuk jam 17.00, jam 16.59 WIB kita harus login," jelasnya.

Menurut Ines, kerja di sana sukanya hanya sedikit. Contohnya hanya saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah yang dialami pelanggan secara sempurna. "Selain itu kalau yang telepon ramah kita juga seneng, dan yang jelas kalau pas gajian," imbuhnya sambil terkekeh.