Brilio.net - Setiap perkataan adalah doa. Maka, berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan. Ungkapan ini tentu sudah tidak asing kita dengar, tapi sering kita tidak menemukan contohnya sehingga kurang menyelami maknanya.

Tapi, ungkapan itu benar terjadi pada hidup seorang perempuan paruh baya berinisial RA (26), supervisor studio fotografi di Surabaya. Ia pernah dituduh telah berselingkuh oleh suaminya sendiri.

Kisah keluarganya ini bermula dari pernikahannya dengan seorang pria, NW, pada 2013 setelah mereka berpacaran sejak tahun 2010. Sayangnya tak lama kemudian keluarga yang dibangun mulai retak. Pada bulan Juli 2014 mereka memutuskan pisah rumah setelah NW menuduhnya berselingkuh.

Tuduhan ini berdasarkan asumsi bahwa ia jarang pulang ke rumah. Bagi dia, itu adalah bagian dari risiko pekerjaannya sebagai supervisor dan suaminya sebagai driver. Jadi ia kerap di rumah ketika suami sedang pergi bekerja, sementara ketika suami di rumah ia pergi bekerja.

Kecurigaan suaminya itu makin menjadi karena ia bekerja di lingkungan yang banyak pekerja prianya. NW mencurigai fotografer tempat RA bekerja sebagai pria selingkuhan istrinya. Sebab, ia pernah memergoki RA duduk berdua dengan fotografer itu (FH) pada suatu malam. Padahal menurut RA, kebersamaannya dengan FH karena sedang urusan kerjaan.

Sejak itu RA dipulangkan ke rumah orangtua, tidak dipedulikan, dan tanpa dinafkahi. Akhirnya, RA tetap memutuskan untuk tetap bekerja di studio itu. Di saat bersamaan, semakin meningkat kecurigaan suaminya karena dengan tetap bekerja di studio itu maka RA setiap hari ia bertemu FH.

Bahkan, NH sering menuliskan kata-kata tak pantas di wall Facebook. RA diteror oleh suami via saluran komunikasi apapun. Bahkan niat baiknya mengajak ngobrol tidak pernah ditanggapi, NW tidak pernah datang ketika diundang kerumah orangtua. Dan pada bulan Desember 2014 ia ditalak cerai dengan tuduhan tersebut.

Hingga 6 bulan dipulangkan ke rumah orangtuanya, NW tetap nggak pernah datang. Selama 6 bulan itu pula, akhirnya RA benar-benar terlibat hubungan dengan FH. RA mengaku konsekuensi dari pekerjaannya membuatnya terus bersama dengan FH di beberapa titik acara di Surabaya. Ia merasa semakin lama, hubungannya semakin nyaman. Hubungannya memuncak, sampai ia mau melakukan hubungan intim.

Dorongan untuk balas dendam dengan sang suami, juga untuk membuktikan tuduhan dari pihak keluarga suami yang menuduhnya mandul memperkuat pilihannya itu. Dan pada bulan Juni 2015 melahirkan anak dari FH, pria asal Medan itu.

"Pernah dihina mandul sama mertua, lantas aku pernah mengecek ke dokter secara pribadi tapi hasilnya negatif mandul. Kemudain aku pernah menawarin suami buat gantian cek, tapi ia menolak dengan alasan bahwa mungkin Tuhan belum berkehendak punya momongan," serunya via sambungan telepon, Jumat (9/10).

Sejak bulan September 2014 dari hasil test pack, RA sudah positif hamil. Ia kemudian memutuskan resign dari pekerjaannya pada bulan Oktober 2014. Dua bulan kemudian FH juga ikutan resign dan malah kabur tanpa kabar. Saat ini anaknya udah berumur 4 bulan.

"Aku ngga perlu pertanggungjawaban dari FH. Karena terus terang hubungan itu didasari dari rasa kenyamanan. Terlebih karena sebelumnya aku udah dituduh selingkuh terlebih dahulu sama suami. Aku cuma nuntut 'akuin ini anakmu', tapi ia malah menghilang tanpa kabar," tuturnya. "Cewek harus berpikir dua kali terhadap janji manis cowok. Nggak semuanya tulus. Ini merupakan pesan buat suami yang sembarangan nuduh isteri."

Cerita ini disampaikan oleh RA melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!